Yuk Waspadai Penyakit Kala Musim Hujan Tiba
Meningkatnya angka kasus DBD termasuk kematiannya pada 2024 mesti jadi perhatian. Masyarakat dituntut mampu menjaga lingkungan tinggalnya. -ANTARA FOTO-
Meningkatnya angka kasus DBD termasuk kematiannya pada 2024 terjadi tidak hanya di daerah endemik saja. Beberapa daerah yang sebelumnya diketahui bebas DBD pun turut mengalami dan penyebab utamanya adalah lantaran perubahan iklim. Hal tersebut diungkapkan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr. Yudhi Pramono seperti dikutip dari website resmi Kemenkes.
BACA JUGA:Kenali Tanda-tanda Terserang Penyakit DBD Dan Cara Mengatasinya
BACA JUGA:Kasus DBD Nambah 31, Warga Diminta Giatkan PSN
Selama 2024, terdapat 462 kabupaten/kota yang terjangkiti DBD atau wilayahnya mengalami perluasan dalam beberapa tahun terakhir.
Bahkan telah terjadi pemendekan siklus tahunan, dari semula tiap 10 tahun menjadi 3 tahun atau kurang.
"Untuk regional ASEAN saat ini, telah dilaporkan ada kurang lebih 219 ribu kasus, dengan 774 kematian, dan Indonesia sendiri adalah penyumbang terbanyak dari kasus dengue tersebut,” kata Yudhi.
Kemenkes, kata Yudhi, telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya kejadian luar biasa akibat DBD. Salah satu upaya tersebut, yakni mengupayakan terus budaya pemberantasan sarang nyamuk dengan mewujudkan terlaksananya gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). Program tersebut juga bertujuan untuk mencegah membiaknya nyamuk, terutama jentik yang menjadikan sudut-sudut rumah sebagai lokasi berkembang.
BACA JUGA:Warga Kompak Lakukan PSN, Nyamuk DBD Mulai Ketar-ketir
BACA JUGA:Jangan Sampai Keliru Berakibat Fatal ! Kenali 6 Perbedaan Antara Bintik Merah DBD Dan Biang Keringat
Meningkatnya kasus DBD turut diakui oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, dr. Ina Agustina.
Kemenkes, lanjutnya, telah menyiapkan 6 strategi nasional jangka pendek 2021--2025 untuk penanggulangan wabah DBD yang di antaranya berupa penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkesinambungan.
Kemudian peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue yang dibarengi penguatan surveilans DBD yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsif. Selain itu peningkatan pelibatan masyarakat secara berkesinambungan serta penguatan komitmen pemerintah dengan kebijakan manajemen program, dan kemitraan. Terakhir adalah pengembangan kajian, invensi, inovasi, dan riset sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti.
BACA JUGA:Selama September, Tercatat Ada 15 Kasus DBD di Mukomuko
BACA JUGA:Kesadaran Warga Mukomuko Cegah DBD Cukup Tinggi
Ina Agustina juga membagikan langkah-langkah antisipasi yang perlu dilakukan oleh masyarakat pada awal musim hujan untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit terutama DBD yang meliputi: