FATAMORGANA BRAVIA MANJIA

Ilustrasi -NW - 2024-

 "Aku akan membantumu," kata Bravia, menggenggam tanganku. "Kita akan mencari jawaban bersama."

 Saat itu, Manjia muncul dari balik bukit, membawa sekeranjang buah-buahan.

 BACA JUGA:DI NEGERI PARA PESOLEK

BACA JUGA:Sebelum Pandemi dan Sesudah Itu Mati

"Hai, kalian berdua," sapa Manjia, ceria seperti biasa. "Aku sudah membuatkan makanan ringan untuk kalian."

 "Terima kasih, Manjia," kata Bravia, tersenyum. "Kau selalu tahu apa yang kami butuhkan."

 Manjia mendekat, matanya tertuju padaku. "Kau terlihat lelah, Bravia. Apa yang terjadi?"

 "Aku hanya sedikit pusing," jawabku, mencoba mengabaikan mimpi aneh yang baru saja kuterima.

 Manjia mengangguk, memahami situasi tanpa perlu penjelasan lebih lanjut. Dia selalu bisa merasakan apa yang kurasakan, seperti seorang saudara kandung yang memahami jiwa-jiwa kita.

 BACA JUGA:PEREMPUAN YANG MENJUAL DIRINYA PADA JARAK

BACA JUGA:Anak Sekolah Dasar yang Mati Tak Berdasar

"Aku akan menjagamu," kata Manjia, "jangan khawatir."

 Kami bertiga duduk di tepi pantai, menikmati makanan dan suasana sejuk. Bravia menceritakan tentang mimpi anehku, dan Manjia mendengarkan dengan seksama.

 "Mungkin itu pertanda," kata Manjia, "pertanda bahwa kau harus menemukan jati dirimu."

 "Aku setuju," kata Bravia, "kau harus menemukan makna hidupmu."

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan