FATAMORGANA BRAVIA MANJIA

Ilustrasi -NW - 2024-

BACA JUGA:Sebelum Pandemi dan Sesudah Itu Mati

Orang bilang reinkarnasi, ada banyak hal, tapi kurasa ini sebuah tanda jika bintang yang sebelumnya redup menjadi terang.

Sebetulnya terus bertanya, kenapa debar hati ini tak kunjung mereda saat lautan menyentuh pipiku, ini bukan tangis, tapi suka ria.

Kau memberi gulungan benang harapan pada pria pesisir yang menasbihkan diri untuk masyarakat, sedang kau tahu kerang hatimu belum bulat. Lalu titik-titik kecil berkata;

 "Menikahlah denganku?"

 BACA JUGA:PEREMPUAN YANG MENJUAL DIRINYA PADA JARAK

BACA JUGA:Anak Sekolah Dasar yang Mati Tak Berdasar

Semua ada waktu di mana pantun tak lagi khayalan, namun berganti tema yang serius. Ini bukan canda, tapi fakta yang harus kau jawab, jam matahari mengukur itu.

Opera tidak operet, bukan teater bercampur musikalitas, serunai saja dan kita memang mirip. Aku terduduk saat melihat raja waktu memanggilku dalam cermin rahasia;

 "Dia jodohmu."

 Lalu jentikan jarinya di ujung hidungku menyala, ketika kamu dihadapkan pada klausa untuk belajar mencintai orang yang berharap padamu.

 BACA JUGA:Love or Ghosting

BACA JUGA:ULAR BERWUJUD MANUSIA

Kembali ke Dunia

 Aku membuka mata, merasakan pasir lembut di bawah tubuhku. Langit biru cerah terbentang di atas, dan suara ombak menenangkan hatiku.

Di sampingku, Bravia, sahabatku sejak kecil, tertidur pulas. Dia selalu begitu, tenang dan damai, bahkan saat menghadapi situasi yang sulit.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan