Kolaborasi Bersama Atasi Kemiskinan Ekstrem
Jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai sekitar 25,22 juta orang, yang setara dengan 9,03 persen dari total populasi nasional pada kondisi Maret 2024. Angka ini menunjukkan penurunan sekitar 680.000 orang dibandingkan dengan tahun sebelumnya. -ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga-
Tidak hanya memberikan uang tunai, tetapi lebih fokus pada pemberdayaan. Ini mencakup pembangunan yang inklusif, mulai dari sektor industri hingga kebijakan investasi.
"Misalnya, program beras untuk keluarga miskin (raskin), yang kini bukan hanya sekadar memberikan beras kepada orang miskin, tetapi juga beras yang diproduksi oleh mantan orang miskin. Ini adalah pendekatan yang kami terapkan," tutur Budiman.
BACA JUGA:Tekan Angka Kemiskinan Melalui Program KB
BACA JUGA:Tekan Angka Kemiskinan, Bupati Ajak Warga Ikut Program KB
Bantuan sosial (bansos), kata Budiman, akan tetap ada sebagai bagian dari janji kampanye Prabowo dan Gibran. Ia juga menambahkan, bantuan tersebut akan dilanjutkan dan akan ditambah dengan kartu untuk lansia.
"Intinya, tugas kami adalah menyinkronkan, mempercepat, mengakselerasi, dan mengakurasikan data agar lebih cepat dan tepat. Presiden Prabowo mendorong pembentukan ekosistem kewirausahaan sosial, termasuk pelatihan teknologi, up skilling, dan reskilling," katanya.
Oleh sebab itu, dalam 100 hari kerja ke depan, Budiman menyatakan pihaknya akan mulai berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mengumpulkan data terbaru mengenai kemiskinan di Indonesia.
Penyebab Kemiskinan Ekstrem
Penyebab kemiskinan ekstrem melibatkan berbagai faktor. Salah satunya adalah rendahnya pendidikan, di mana banyak kepala rumah tangga tidak memiliki pendidikan formal yang memadai.
BACA JUGA:Entaskan Kemiskinan, Pemkab Mukomuko Usulkan Pembangunan Ribuan RTLH
BACA JUGA: Pemkab Mukomuko Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan Menjadi 10,76 Persen
Selain itu, akses terhadap layanan dasar seperti sanitasi dan air bersih masih kurang, serta banyak rumah tangga tidak memiliki jaminan sosial.
Keterbatasan lapangan kerja dan pendapatan yang rendah juga berkontribusi, sementara ketidaksetaraan gender dan keberadaan penyandang disabilitas dalam rumah tangga memperburuk situasi kemiskinan.
Upaya untuk mengatasi masalah ini harus menyasar berbagai aspek secara terintegrasi.
Sejumlah langkah dan strategi berikut telah dan sedang dilaksanakan pemerintah, yakni:
BACA JUGA:Menguak Kemiskinan Struktural di Indonesia: Penyebab dan Solusi yang Diperlukan