Kian Siaga lewat Diseminasi Informasi yang Cepat dan Akurat
Tampilan Early Warning System (EWS) saat konferensi pers peluncuran Sistem Nasional Peringatan Dini Kebencanaan (SNPDK) di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta. -ANTARA FOTO-
Dengan kecepatan dan akurasi penyebaran informasi bencana melalui DPIS dan EWS TV Digital, masyarakat diharapkan dapat menerima informasi bencana secara real-time dan merespons dengan cepat.
"Sistem ini dirancang untuk memastikan bahwa informasi bencana dapat tersampaikan dengan cepat dan akurat kepada masyarakat dan petugas lapangan, sehingga tindakan evakuasi dan mitigasi dampak dapat lebih efektif," jelas Menteri Budi Arie.
BACA JUGA:BPBD Lakukan Assessment Bencana Longsor di Pondok Panjang
BACA JUGA:BPBD Latih Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana di Mukomuko
Informasi bencana yang disampaikan melalui sistem ini dibagi dalam tiga tingkatan: awas, siaga, dan waspada. Ketiga tingkatan ini disesuaikan dengan tingkat keparahan bencana yang sedang terjadi, berdasarkan kesepakatan antara kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah yang terlibat dalam penyediaan informasi bencana.
Realtime di TV Digital
Tidak hanya berhenti pada inovasi teknologi, Kementerian Kominfo juga melibatkan kerja sama internasional untuk menguatkan sistem mitigasi bencana ini.
DPIS dan EWS TV Digital merupakan hasil kolaborasi antara Kominfo dengan Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA). Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat infrastruktur telekomunikasi dan penyiaran dalam menghadapi potensi bencana.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (DJPPI) Wayan Toni Supriyanto menjelaskan bahwa sistem ini sudah terintegrasi dengan berbagai kementerian dan lembaga, termasuk BMKG dan BNPB.
Kominfo juga merencanakan perluasan kerja sama dengan pemerintah daerah serta TNI dan Polri untuk memastikan keberhasilan penyebaran informasi bencana di seluruh pelosok Indonesia.
BACA JUGA:Mukomuko Dapat Bantuan Logistik Bencana Dari Pemprov Bengkulu
BACA JUGA:Penanggulangan Bencana di Mukomuko Disiapkan Rp200 Juta
Untuk memaksimalkan penyebaran informasi bencana, masyarakat dihimbau untuk memasukkan kode pos yang benar pada set top box (STB) yang digunakan di rumah masing-masing.
Hal ini bertujuan agar peringatan dini bencana yang disiarkan melalui TV Digital dapat lebih relevan dan tepat sasaran, sesuai dengan lokasi masyarakat.
Ancaman megathrust yang berpotensi mengguncang Indonesia bukan lagi sekadar wacana. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa megathrust yang memiliki potensi kekuatan hingga 8,9 SR, khususnya di wilayah Selat Sunda dan Mentawai, tinggal menunggu waktu.
Profesor Amien Widodo, seorang pakar geologi dari ITS, menjelaskan bahwa gempa megathrust dipicu oleh tumbukan lempeng dengan kedalaman antara 0 hingga 70 km. “Tumbukan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia dapat memicu gempa megathrust,” tegas Amien.