Guna untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi lebih Kuat

Sabtu 28 Sep 2024 - 20:40 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut bahwa langkah ini diambil untuk menyeimbangkan kebijakan moneter antara stabilitas dan pertumbuhan. “Kebijakan moneter BI lebih difokuskan pada stabilitas, namun saat ini mulai mengarah pada pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

BACA JUGA:Peran Gen Z dalam Ekonomi Kreatif dalam Berinovasi dan Melihat Peluang Bisnis Baru

BACA JUGA:Pekan Ini Harga Emas Melonjak di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Dorong Ekonomi

Suku bunga yang lebih rendah akan mendorong aktivitas ekonomi di berbagai sektor, termasuk sektor perbankan.

Begitu juga dengan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Dengan suku bunga yang lebih rendah, pelaku usaha dapat lebih mudah mendapatkan akses kredit, yang pada gilirannya akan meningkatkan investasi dan konsumsi dalam negeri.

BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Hijau Sebagai Investasi Berkelanjutan yang Mendorong Inovasi Sektor Energi

BACA JUGA:Reformasi Ekonomi Negara Berkembang: Tantangan, Peluang dan Kesempatan

Perry juga optimis bahwa penurunan suku bunga akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meskipun tekanan global sempat mempengaruhi nilai tukar rupiah, BI tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 4,7—5,5 persen pada 2024, dengan nilai tengah di 5,1 persen.

Bahkan, dengan adanya pemangkasan suku bunga dan stimulus fiskal yang lebih kuat, Perry meyakini, realisasi pertumbuhan ekonomi tahun ini dapat lebih tinggi dari proyeksi. Sementara itu, beberapa analis, seperti Satria Sambijantoro dari Bahana Sekuritas, memperkirakan bahwa BI masih memiliki ruang untuk kembali menurunkan suku bunga jika nilai tukar rupiah terus menguat.

BACA JUGA:Perkembangan Ekonomi Digital E-Commerce di Indonesia Ternyata Tidak Terlepas Dari Peranan Gen Z

BACA JUGA:Reformasi Ekonomi Negara Berkembang: Tantangan, Peluang dan Kesempatan

Jika dolar AS melemah dan indeks dolar (DXY) turun di bawah 100, BI dapat mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut hingga akhir tahun 2024. Langkah itu, menurut Satria, akan memberikan momentum positif bagi aliran modal asing ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Luthfi Ridho, ekonom dari Indo Premier Sekuritas, juga memprediksi bahwa BI akan menurunkan suku bunga sebesar 25 bps lagi pada bulan depan, seiring dengan kebijakan The Fed yang diperkirakan akan terus melonggarkan suku bunga hingga akhir tahun. Keputusan The Fed dan Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga memberikan dampak positif bagi perekonomian global, termasuk Indonesia. Penurunan suku bunga tidak hanya meringankan beban utang negara-negara berkembang, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi domestik melalui peningkatan kredit dan investasi.

BACA JUGA:Perkembangan Ekonomi Digital E-Commerce di Indonesia Ternyata Tidak Terlepas Dari Peranan Gen Z

Kategori :