RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, ada tiga kerja sama di bidang teknologi yang tengah dilakukan pemerintah guna mengoptimalkan produksi minyak dan gas (migas) di Tanah Air.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM, Ariana Soemanto, melalui keterangan resmi.
Ariana mengatakan, tiga kerja sama tersebut antara lain yakni Enhanced Oil Recovery (EOR) Pertamina di Blok Rokan khususnya lapangan Minas, Petrochina di Blok Rokan, serta kerja sama dengan Sinopec di lima lapangan potensial Pertamina.
EOR adalah metode perolehan minyak tahap lanjut dengan cara menambahkan energi berupa dari material atau fluida khusus yang tidak terdapat dalam reservoir minyak.
BACA JUGA:Demi Wujudkan Kinerja Keberlanjutan Hulu Migas, PEPC Regional Indonesia Timur Perkuat Kolaborasi
BACA JUGA:Revisi UU Migas Dukung Investasi Migas dalam Era Transisi Energi
"Menindaklanjuti pertemuan Indonesia Catalogue Expo and Forum (ICEF) dan pembahasan teknis, Pertamina koperatif membuka ruang kerjasama optimalisasi produksi dengan Mitra. Rencananya di lapangan Minas area-F dijajaki kerjasama operasi (KSO) Pertamina dengan Petrochina," kata Ariana.
Ariana mengatakan, untuk tahap awal EOR Pertamina di Minas area-A, ditargetkan mulai injeksi chemical tahun depan.
Sedangkan produksi skala penuh di Minas area-B sampai dengan area-E direncanakan mulai produksi tahun 2030.
Sementara untuk, kolaborasi di lima lapangan potensial Pertamina yang berada di Rantau, Jirak, Tanjung, Pamusian, dan Zulu, tim teknis dari pihaknya sudah melakukan evaluasi teknologi ke China pada Agustus 2024.
BACA JUGA:Pertamina Eksplorasi Peluang Kerja Sama Hulu Migas di Amerika Latin dan Karibia
BACA JUGA:Menteri ESDM: Optimasliasi Blok Migas Sanggup Kerek Produktivitas
Selanjutnya, pihaknya juga melakukan pembukaan data migas oleh Pertamina ke Sinopec yang didukung oleh ESDM dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), serta tengah menjajaki insentif untuk EOR.
"Kita mulai rancang bersama antara ESDM dan SKK Migas bagaimana ketentuan teknisnya agar dapat mendorong penerapan EOR lebih atraktif," kata Ariana.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, pihaknya menyiapkan tiga strategi guna mengurangi porsi belanja impor minyak dan gas (migas) nasional, mengingat potensi sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia masih besar.