Indonesia Menuju Kedaulatan Mineral Kritis

Tumpukan katoda tembaga dipajang di sela Peresmian Produksi Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Smelter PTFI, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur. Indonesia sebagai salah satu produsen nikel terbesar dunia, pemerintah menargetkan untuk men- ANTARA FOTO/ Rizal Hanafi-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Baterai menjadi pilar utama masyarakat modern di masa depan. Sebagai sumber energi yang efisien dan berkelanjutan, baterai memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan.

Sebab itu, mineral kritis seperti nikel, kobalt, tembaga dan rare earth element sebagai bahan utama pembuatan baterai menjadi sangat penting. 

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan kekayaan sumber daya mineral kritis, telah mengambil langkah strategis dalam pengelolaan mineral kritis yang memainkan peran penting dalam industri teknologi global, energi terbarukan, dan transisi menuju kendaraan listrik.

Hal itu menjadi sebagian rangkaian tahapan action plan dan kebijakan yang telah dilancarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

BACA JUGA:Potensi Mineral Indonesia, Kunci Sukses di Industri Kendaraan Listrik

BACA JUGA:Industri Kreatif Indonesia Berhasil Menembus Pasar Internasional

Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, Kementerian ESDM melalui Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (PSDMBP) dan PT Eramet Indonesia Mining, membahas tindak lanjut kerja sama terkait studi dan eksplorasi mineral kritis di Indonesia di Jakarta.

Tak hanya itu, sebelumnya Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Inggris telah menyepakati kerja sama strategis di bidang mineral kritis.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri Pembangunan Inggris Anneliese Dodds menandatangani MoU bidang Kemitraan Strategis Bidang Mineral Kritis di Jakarta Convention Center, Jakarta. 

"Substansi perjanjian ini adalah kita akan melakukan tukar teknologi kerja sama di bidang mineral, ini bagian tindak lanjut dari apa yang menjadi kesepakatan selama ini antara kedua negara. Saya dan Ibu Menteri sudah menandatangani tinggal kami akan menjalankan tindak lanjutnya," ujar Bahlil usai penandatanganan kepada pers. MoU ini akan menjadi fondasi kerja sama selanjutnya.

BACA JUGA:Prospek Obat Bahan Alam, Momentum Emas Industri Hijau Indonesia

BACA JUGA:Potensi Besar Industri Halal, Penopang Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Dodds menyampaikan bahwa MoU ini menciptakan framework kerja sama dan kolaborasi antara Inggris dan Indonesia terkait mineral kritis.

MoU ini mendukung berbagai isu, komitmen bersama, investasi, penciptaan lapangan kerja, dan untuk memastikan adanya manfaat bagi masyarakat. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan