“Udara di Gili Iyang merupakan udara yang berasal dari laut yang kemungkinan banyak mengandung aerosol garam, terutama magnesium sulfat atau dikenal dengan nama garam epsom,” tulis Sumaryati dalam kajiannya.
Banyak manfaat dari penggunaan garam epsom di luar tubuh untuk kesehatan dan kesegaran kulit. Juga pengobatan seperti pre-eklampsia dan eklampsia yang dialami ibu hamil. Juga bisa menjadi tindakan medis awal untuk pasien yang terkena serangan stroke.
Temuan tadi diperkuat oleh riset lanjutan oleh Badan Lingkungan Hidup dan Bappeda Kabupaten Sumenep pada 2011 yang menyebutkan kualitas oksigen sebesar 20,9 persen terjadi di waktu-waktu tertentu, utamanya pada bulan Februari.
Selain itu didapati pula bukti bahwa kandungan karbon dioksida di Gili Iyang tak lebih dari 26,5 persen dengan tingkat kebisingan hanya 36,5 desibel.
BACA JUGA:Deretan Pantai Indah dan Tersembunyi di Gunungkidul
BACA JUGA:10 Destinasi Wisata Gua di Indonesia yang Menarik Dijelajahi
Air Visual, sebuah aplikasi pencatat kualitas udara kemudian menempatkan Air Quality Index (AQI) Gili Iyang hanya satu tingkat di bawah kadar oksigen di Laut Mati, Jordania. Kedua daerah ini kemudian dinobatkan sebagai daerah dengan kadar oksigen terbaik di dunia.
Di Gili Iyang, tempat untuk menikmati oksigen terbaik ada di Titik Oksigen di Desa Bancamara, yang letaknya sekitar 10 menit berkendara dari dermaga.
Penandanya mudah saja karena terdapat pelang “Titik Oksigen” yang menunjuk ke sebuah lahan berpagar bambu dengan luas tak lebih dari 200 meter persegi. Ketika masuk kita diminta mengisi buku tamu dan membayar semacam retribusi kas desa seikhlasnya.
Ada sekitar 10 gazebo untuk sekadar duduk dan beristirahat sambil menikmati kesegaran udara serta sudah disediakan bangunan toilet yang cukup bersih.
BACA JUGA:Menikmati Keindahan Bawah Laut Indonesia dengan Freediving
BACA JUGA:Astrotourism: Berwisata sambil Mengamati Benda Langit
Oh iya, karena kualitas udara bersihnya yang hadir sepanjang masa tersebut, membuat harapan hidup warganya juga ikut terjaga.
Di pulau ini tak sulit menjumpai warga yang telah berusia di atas 90 tahun bahkan 100 tahun dalam kondisi tubuh masih segar bugar dan tidak mengalami gangguan penglihatan, misalnya. Mereka masih berkegiatan seperti biasa seperti pergi ke ladang atau beribadah ke musala atau masjid terdekat.
Gua Mahakarya
Pulau ini tak hanya berkisah mengenai kehebatannya menghadirkan kualitas udara bersih dengan kadar oksigen bagus saja. Tetapi terdapat sejumlah objek wisata yang tak kalah serunya di sekitar pulau. Misalnya Batu Cangga, sebuah pahatan alam di sekitar tebing karang tajam dan curam menghadap Laut Jawa.