MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO – Hingga sekarang, produksi sawit yang dihasilkan petani di Kabupaten Mukomuko masih anjlok dari hasil sebelumnya. Dalam satu hektarnya, biasanya petani bisa mendapatkan hasil buah sawit antara 1 hingga 1,5 ton.
Namun selama musim gugur atau trek terjadi, petani hanya mendapatkan hasil di bawah 1 ton.
Anjloknya produksi sawit di Kabupaten Mukomuko, salah satunya dipicu karena kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Mukomuko beberapa bulan lalu.
Bahkan hingga sekarang, petani sawit pun belum dapat menikmati hasil panen mereka secara maksimal.
BACA JUGA:Harga Sawit di Mukomuko Anjlok Lagi, Tertinggi Rp2.330 Per Kilo
BACA JUGA:Harga Sawit di Mukomuko Terus Merosot
Meski sejak sebulan belakangan ini, harga sawit di Kabupaten Mukomuko terus mengalami kenaikan hingga mencapai harga tertinggi sebesar Rp2.580 per kilogram (Kg).
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriyani Ilyas, SPt tidak menampik anjloknya produksi sawit yang dihasilkan petani selama musim trek.
Selama musim trek, dari kebun sekuat lima hektare ini, biasanya kalau buah bagus petani bisa mengahasilkan panen buah hingga 8 ton untuk sekali panen.
"Namun karena musim trek, mencari hasil 5 ton saja saat ini masih sangat sulit sekali," katanya.
BACA JUGA: Minggu Ini, Harga Sawit 2 Kali Turun, Ada Apa?
BACA JUGA:Usai Lebaran, Harga Sawit Masih Bersinar
Ia juga menyatakan, meski musim trek. Namun untuk harga sawit saat ini masih cukup tinggi. Bahkan sejak beberapa bulan lalu, harga sawit tidak turun-turun.
Berdasarkan data yang ia dapatkan, harga pembelian buah sawit di pabrik pengolahan minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di Kabupaten Mukomuko.
Untuk PT Sapta Sentosa Jaya Abadi (Sapta) di harga Rp 2.420 per Kg, PT Karya Sawitindo Mas (KSM) Rp 2.470 per Kg, PT MukoMuko Indah Lestari (MMIL) Rp 2.490 per Kg, PT Sentosa Sejahtera Sejati (SSS) Rp 2.470 per Kg, dan PT Surya Andalan Priatama (SAP) Rp 2.440 per Kg.