PLBN Nanga Badau, Gerbang Ekonomi Baru di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Rabu 28 Aug 2024 - 20:47 WIB
Reporter : Wahyudi Ndut
Editor : Ependi

Di Kapuas Hulu, perjanjian ini melibatkan lima kecamatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, yakni Kecamatan Badau, Batang Lupar, Embaloh Hulu, Empanang, dan Puring Kencana.

BACA JUGA:Potensi Mineral Indonesia, Kunci Sukses di Industri Kendaraan Listrik

BACA JUGA:Surplus Neraca Dagang dan Ekspansi Industri Manufaktur, Optimisme Ekonomi Indonesia 2024

Barang-barang yang diperdagangkan meliputi komoditas pertanian, produk nonmineral, serta perlengkapan industri sederhana dari Malaysia.

Melalui perjanjian itu, masyarakat perbatasan dapat memperoleh barang-barang penting dengan lebih mudah dan terjangkau, sehingga turut mendukung stabilitas ekonomi di daerah tersebut.

 

Pusat kspor Masa Depan

Keberadaan PLBN Badau diharapkan dapat berkembang menjadi pusat ekspor bagi wilayah Kalimantan Barat. Kapuas Hulu memiliki potensi besar dengan berbagai produk unggulan yang dapat diekspor, serta daya tarik wisata alam seperti Danau Sentarum yang sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.

BACA JUGA: Industri Kerajinan Tangan Indonesia Menembus Pasar Internasional

BACA JUGA:Industri Minyak Kelapa di Indonesia: Potensi, Tantangan, dan Peluang Pasar Global

Dengan dukungan infrastruktur yang semakin baik, seperti jalan nasional yang menghubungkan PLBN Badau dengan Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, sektor pariwisata dan ekspor diprediksi akan terus tumbuh. Selain itu, PLBN Badau juga menjadi simbol penting kedaulatan Indonesia.

Dalam konteks Nawacita, program pemerintah yang diinisiasi Presiden Joko Widodo, PLBN ini berfungsi sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat perbatasan dan menegaskan kehadiran negara di wilayah-wilayah terpencil. Dengan berbagai potensi dan peran strategisnya, PLBN Badau diharapkan terus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan kebanggaan bagi masyarakat perbatasan.

Fasilitas yang lengkap dan pelayanan yang terus ditingkatkan menjadi modal penting bagi pengembangan kawasan perbatasan Kalimantan Barat. Ke depannya, PLBN Badau akan semakin berperan dalam mendukung hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia, serta memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan dan kerja sama internasional.

BACA JUGA:Industri Nonmigas di Luar Jawa, Tren Positif Menuju Pemerataan

BACA JUGA:Smelter Baru Freeport Indonesia di Gresik, Babak Baru Industri Pertambangan

Dalam konteks yang lebih luas, PLBN Badau tidak hanya berfungsi sebagai gerbang masuk ke Indonesia, melainkan juga sebagai simbol kedaulatan dan keseriusan Indonesia dalam mengelola wilayah perbatasannya.  Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat, PLBN ini akan terus berkembang, memberikan manfaat ekonomi yang nyata, dan menjadi kebanggaan bangsa di garis depan kedaulatan negara. (**)

Kategori :