Kala itu, Bahlil dipercaya menempati sistem mesin politik Jokowi sebagai Penggalang Pemilih Muda pada struktur tim kampanye pencalonan kedua Jokowi.
BACA JUGA:Konsolidasi Bursa Pilkada, Golkar Rapat Internal
Bahlil juga yang diyakini kuat membidangi soal pemberian jatah pengelolaan tambang di Indonesia kepada organisasi keagamaan yang kemudian dituangkan dalam keputusan presiden.
Jelang Pilpres 2024, nama Bahlil juga mengudara soal rencana pendongkelan Airlangga Hartarto dari posisi Ketum. Namun, saat itu munas luar biasa atau Munaslub Golkar urung terjadi.
Namanya mengudara kian kuat lagi, bersamaan dengan angkat bendera putih Airlangga Hartarto dari jabatan Ketum Golkar. Saat itu, Airlangga menyebut langkah itu dilakukan demi penyelamatan Golkar dan mendukung transisi pemerintahan dari Jokowi kepada Prabowo-Gibran.
Sejak sebelum Munas yang dipercepat. Sedianya kalau sesuai jadwal pada Desember 2024. Nama Bahlil terus hadir dalam hiruk pikuk konstelasi internal Golkar.
BACA JUGA:Jelang Pendaftaran, ROMER Terima B1-KWK Golkar
BACA JUGA:Hasil Pleno Golkar : 3 Nama Diusulkan jadi Wakil Ketua 1 DPRD Bengkulu Utara
Dan sesuai prediksi. Bahlil kemudian menjadi calon tunggal yang dipilih secara aklamasi oleh seluruh pemilik suara DPD 1 dan DPD 2 se Indonesia dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang digelar sehari sebelum munas.
Nyaris mirip-mirip dengan mulusnya Airlangga Hartarto saat menuju tampuk pimpinan tertinggi Golkar, Bahlil pun langsung dinobatkan menjadi Ketum Golkar dalam Munas yang digelar di Jakarta pada 21 Agustus 2024.
4. Agus Gumiwang Kartasasmita
Nama politisi satu ini praktis terbilang landai. Tak seperti yang lainnya dari kalangan kombatan Golkar. Kiprah Agus di Golkar bisa dibilang memiliki trah lingkungan dekat Presiden.
Bapaknya adalah menteri di jaman Orde Baru sebagai Menteri Perdagangan yakni Ginanjar Kartasasmita. Anak kedua "klan" menteri itu, memang merupakan politisi yang lahir dari aktivis Golkar.
BACA JUGA:Ketum Golkar Mundur, Tak Ganggu Pilkada
BACA JUGA:Gonjang-Ganjing Golkar, 2 Hari Sebelum Mundurnya Airlangga Hartarto