Hotel berbintang ini berlokasi di Jalan Naripan dan Jalan Tamblong. Konon, hotel yang sangat dekat dengan titik Nol Kilometer Kota Bandung ini awalnya merupakan toko roti yang mengalami kebangkrutan pada 1897.
BACA JUGA:Bukit Menumbing Saksi Sejarah Perjuangan Bangsa
BACA JUGA:Menyikap Jejak Sejarah Hotel Raja Majapahit, Umpak Balekambang
Akhirnya, seorang Belanda bernama W.H.C Van Deeterkom mengubah toko roti menjadi Hotel Thiem. Seiring berjalannya waktu, tepatnya pada 1920, Hotel Thiem berganti nama menjadi Grand Hotel Preanger dan mengalami renovasi pada 1929.
Menariknya, Bung Karno terlibat langsung dalam membantu proses renovasi tersebut bersama gurunya, C.P. Wolff Schoemaker.
Patung Selamat Datang
Patung yang berada di tengah Bundaran Hotel Indonesia (HI), Menteng, Jakarta Pusat ini turut menjadi bukti keterlibatan Ir. Soekarno dalam menciptakan sebuah bangunan bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Patung Selamat Datang menggambarkan pria dan wanita yang sedang melambaikan tangan layaknya sedang menyambut siapa saja yang datang ke Jakarta.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Gedung Lawang Sewu Semarang
BACA JUGA:Jejak Prasejarah di Museum De Tjolomadoe
Dibangunnya Patung Selamat Datang bertujuan menyambut peserta Asian Games ke-IV di Jakarta pada 1962. Saat itu, Bung Karno meminta dibuatkan patung yang menggambarkan keterbukaan bangsa Indonesia, dalam menyambut para atlet dari berbagai negara.
Hal inilah yang akhirnya tercipta sebuah patung muda-mudi menyambut atlet dengan riang, sambil membawa bunga yang menyimbolkan persahabatan.
Rumah Lenawati
Dari banyaknya rumah yang dibangun oleh Ir. Soekarno, Rumah Lenawati merupakan salah satu bukti kecintaan Bung Karno terhadap subsektor arsitektur. Nama “Lenawati” tersebut berasal dari pemilik rumah karya buatan Presiden Pertama Indonesia ini.
Awal mula kepemilikan rumah bersejarah ini dimulai sejak orang tua Lenawati yang membeli rumah-rumah karya Ir. Soekarno secara langsung pada 1970.
BACA JUGA:Jejak Sejarah Kerajaan Kutai Martadipura dan Orang Basap