Daya tarik Masjid Istiqlal tidak hanya desainnya yang megah saja. Tapi, juga bahan pembuatannya yang sepenuhnya menggunakan besi stainless.
Alasannya agar bangunan Masjid Istiqlal tetap kokoh, bahkan bisa bertahan hingga 3.000 tahun sesuai harapan Bung Karno. Menariknya lagi, pemilihan nama “Istiqlal” juga dicetuskan oleh Bung Karno, yang berarti Merdeka atau Kemerdekaan.
BACA JUGA:Situs Megalitikum di Sulawesi Tengah: Warisan Peradaban Pra-Aksara
BACA JUGA:Menyikap Jejak Sejarah Hotel Raja Majapahit, Umpak Balekambang
Patung Dirgantara
Jika melintasi kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, pastinya Sobat Parekraf tak asing dengan patung laki-laki berotot kekar dengan tangan terulur ke depan, yang dinamakan Patung Dirgantara atau lebih populer dengan sebutan Patung Pancoran.
Sesuai namanya, patung ini berkaitan erat dengan visi Presiden Ir. Soekarno mengenai dunia kedirgantaraan Indonesia.
Sebagai inisiator, Bung Karno meminta tolong pematung andal asli Yogyakarta, Edhi Sunarso, untuk membuat Patung Dirgantara sebagai bentuk penghormatan kepada penerbang Indonesia.
Proses pembuatan Patung Pancoran ini berlangsung dari 1964 hingga 1965. Sebagai bentuk keseriusan, kabarnya seluruh biaya pembuatan patung berasal dari kantong pribadi Bung Karno.
BACA JUGA:Cerita Legenda dalam Upacara Yadnya Kasada di Bromo
BACA JUGA:Bukit Menumbing Saksi Sejarah Perjuangan Bangsa
Gedung Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia
Selanjutnya, Bung Karno juga terlibat dalam pembuatan Gedung Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (GKPRI) bersama dengan rekannya, Ir. Roosseno. Bangunan yang berlokasi di Jalan Lengkong, Bandung, Jawa Barat ini dibangun sejak 1940.
Hanya saja, saat ini sebagian bangunan GKPRI dialihfungsikan menjadi Hotel Lengkong. Meski sudah pernah direnovasi, gaya arsitektur bangunan Hotel Lengkong masih menjaga keasliannya.
Satu ciri khas yang tidak pernah diubah adalah pilar-pilar penyangga berukuran besar di dalamnya.
Grand Hotel Preanger