BACA JUGA:PLTA Oleh Tiongkok, Bupati Minta Clear Ijin Pemakaian Kawasan
Tak hanya itu saja, UU Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (HKPD) juga UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpanjakan (HPP).
Tentunya, kata Sri, Indonesia sangat berkomitmen dalam mengatasi perubahan iklim sampai dengan membangun kerangka sistem ekonomi hijau yang dilugas dalam Mekanisme Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan atau Energy Transition Mechanism (ETM)
"Indonesia menyambut baik dukungan berbagai pihak. Implementasi ETM, terutama dalam mempensiunkan dini pembangkit listrik berbasis batubara," ujar Menkeu yang diterang pula medsosnya @smiindrawati.
Pimpinan rapat Menkeu India, turut dimanfaatkan Sri Mulyani dalam menjajaki lebih dalam hubungan potensi ekonomi kedua negara.
BACA JUGA:Dukung Penuh Pembangunan PLTA 32 MW di MSS, Tidak Ada yang Menghambat
BACA JUGA:Bangun PLTA Makan Waktu 3 Tahun
Versinya, potensi ekonomi yang ada, memungkinkan optimisme dalam mengungkit pertumbuhan kedua negara. Kemiteraan dalam hubungan bilateral yang juga terjaga dengan baik, menjadi segmentasi ekonomi yang strategis.
"Semoga dukungan berkelanjutan dari Bank Dunia @worldbank, dapat mendukung transisi sektor energi yang adil di Indonesia," terangnya.
Mengikuti paparan Menkeu, lantas bagaimana kondisi dan strategi negara yang Kepala Pemerintahannya tengah dipimpin Narendra Modi itu, turut memiliki komitmen dalam rencana mencapai 40 persen energinya dari sumber non fosil pada 2030 nanti.
Dijumput dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), pemilik lagu kebangsaan Jana-Gana-Mana ini memiliki PDB diperkirakan akan mencapai US $ 5 triliun pada Fiscal Year 2025 (FY25) dan mencapai status pendapatan menengah ke atas di belakang digitalisasi, globalisasi, demografi yang menguntungkan, dan reformasi.
BACA JUGA:PLTA Oleh Tiongkok, Bupati Minta Clear Ijin Pemakaian Kawasan
BACA JUGA:Dukung Penuh Pembangunan PLTA 32 MW di MSS, Tidak Ada yang Menghambat
Tahun 2022 lalu, India juga memiliki rencana meningkatkan kapasitas energi terbarukan menjadi 175 gigawatt (GW). Tak hanya itu saja, India juga diperkirakan akan menjadi ekonomi konsumen terbesar ketiga, lantaran angka konsumsinya diproyeksi mencapai 3 kali lipat hingga US$ 4 triliun pada tahun 2025.
Itu dipengaruhi, adanya pergeseran perilaku konsumen hingga pola pengeluaran. Itu menurut laporan Boston Consulting Group (BCG).
Negara yang memiliki luas 3,3 Juta km persegi dengan batas negara bagian barat laut berbatasan dengan Afganistan dan Pakistan, lalu Tiongkok, Nepal dan Bhutan di bagian Utara, Myanmar di bagian Timur serta Bangladesh di bagian Timur Benggala Barat ini, diperkirakan ekonominya bakal melampaui AS, untuk menjadi ekonomi terbesar kedua dalam hal paritas daya beli (Purchasing Power Parity/PPP) pada tahun 2040, seperti yang dilaporkan oleh PricewaterhouseCoopers. (*)