Pentingnya Integritas Dalam Rumah Tangga, Pesan Cak Nun hingga Bung Hatta Bisa Menjadi Contoh

Senin 12 Aug 2024 - 21:10 WIB
Reporter : Benny Siswanto
Editor : Ependi

Kian mendalam lagi, suami dari artis kondang pada jamannya yakni Novia Kolopaking, menjabarkan dengan karakter baik itu, akan menentukan bagaimana seseorang memperlakukan pasangannya. 

Bagaimana seseorang menangani konflik rumah tangga hingga menjalani kehidupan sehari-hari. Ketampanan dan kecantikan, pasti memudar seiring waktu. Tapi karakter justru akan memancarkan kebaikan dan membawa hubungan yang kuat nan harmonis.

BACA JUGA:Kualitas Dispensasi Kawin Diuji Lewat Pasca Pernikahan, Akankah Muncul Gugatan Cerai?

BACA JUGA:Penting! Berikut 5 Makna Sederhana yang Tersirat Dalam Pesta Pernikahan di Pedesaan

Bung Hatta Soal Kejujuran 

Kejujuran merupakan bagian dari integritas atau karakter yang sangat penting, tidak terkecuali dalam rumah tangga. Karena rumah tangga yang baik akan membawa anggotanya pada kejujuran. Begitu juga sebaliknya. 

Pelajaran jujur ini, salah satunya didapat dari seorang Mohammad Hatta. Wakil Presiden Pertama Indonesia dan juga Bapak Koperasi Indonesia ini, pernah memilih mengembalikan dana non bajeternya yang tersisa sebagai jabatannya kala itu selaku orang nomor 2 di Indonesia. 

Tentu, sebuah hal yang sulit dijumpa saat ini dari kalangan pejabat tentunya. Saat itu, Bung Hatta, sapaannya, menolak uang yang menurut anak buahnya adalah "sisa kas" itu, dipandang seorang Hatta adalah bukan merupakan haknya. 

Lantas, dia meminta dana tersebut dikembalikan kepada negara. Sikap Hatta ini, bukan tanpa alasan. Pastinya, dia lahir dari sebuah rumah tangga yang dipiloti oleh pemilik semangat integritas atau karakter luhur. 

BACA JUGA:Mau Nikah, Calon Pengantin Harus Tau! Ini Syarat dan Biaya Pernikahan di Kantor Urusan Agama Tahun 2024

BACA JUGA:Pernikahan Warga Non Muslim di KUA Tunggu Juknis

Pastinya juga, Hatta merupakan seorang kepala rumah tangga, dengan pasangannya yang tidak banyak menuntut secara berlebihan. Sehingga tidak memaksa otaknya berpikir liar kala di luar rumah atau pekerjaan. 

 Benang merah dari cerita di atas, adalah pada akhirnya karater dan ahlak yang baik, menjadi kunci untuk menjalani kehidupan yang harmonis dan bahagia.

Diketahui, angka perceraian, baik cerai gugat atau istri mengugat cerai suami dan sebaliknya cerai talak atau suami menggugat cerai istri, jumlahnya kalau dibandingkan dengan tahun sebelumnya (yoy), cenderung mengalami penurunan. 

BPS melansir, tahun 2023 lalu, jumlah perkara cerai yang terangkum dalam sistem informasi yang dikelola Mahkamah Agung (MA) sebanyak 408.347 perkara. Sedangkan tahun 2022 lalu, jumlahnya mencapai 516.344 perkara.

BACA JUGA:Kemenag Mukomuko Giatkan Program Brus Cegah Pernikahan Dini

Kategori :