RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kabar buruk! Sumatera menjadi salah satu obyek intervensi pusat dalam mengatasi kasus Tuberculosis atau TBC di Indonesia. Sedang kasus terbanyar menyebar di daerah-daerah yang ada di Pulau Jawa.
Paparan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), mengungkap daerah dengan kasus TBC tertinggi di Indonesia.
Untuk Pulau Sumatera, lokus intervensi program yang dilakukan pusat adalah di Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan kasus terbanyar terjadi di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta.
Sementara untuk wilayah Indonesia Timur, kasus tertinggi TBC yang datanya sudah ditangkap pusat terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Sulawesi Selatan.
BACA JUGA:TBC EMANG BAHAYA YA???
BACA JUGA:Jangan Dibiarkan! 6 Penyebab Batuk Yang Disertai Sesak Pada Pernapasan
Menteri Kesehatan atau Menkes, Budi Gunawan Sadikin, menekankan, pentingnya melakukan deteksi dini TBC utamanya pada anak-anak.
Ini disampaikan Menkes Budi, menyikapi fakta skrining TBC yang relatif sulit dilakukan untuk mereka yang masih anak-anak, dalam upaya diagnosis secara fisik hingga pengambilan sampel dahak.
"Karenanya diperlukan intervensi dengan pendekatan teknologi untuk mendukung skrining," ujar Menkes Budi, usai menghadiri peringatan Hari Anak Nasional yang dipusatkan di Gedung Sate, Bandung, Jumat, 2 Agustus 2024.
Even formalitas tahunan tersebut, dibarengi dengan peluncuran sebuah alat yang dipamerkan Menteri Budi. Apa itu? adalah portable X-Ray pendeteksi TBC.
BACA JUGA:Jangan Dibiarkan! 6 Penyebab Batuk Yang Disertai Sesak Pada Pernapasan
BACA JUGA:Jangan Langsung Minum Obat Kimia ! Ini 5 Cara Alami Yang Efektif Sembuhkan Batuk
Uni Emirat Arab atau UEA, baru saja memberikan bantuan alat portable itu kepada pemerintah Indonesia alih-alih mendukung pencegahan dini kasus tuberkolosis yang saban tahun terus melonjak.
Total negeri yang dipimpin Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan yang lebih kondang disapa MBZ itu, diketahui memberikan 25 unit alat skrining TBC portable kepada pemerintah.
Kemenkes kemudian menyebar 15 alat skrining itu kepada 15 kabupaten/kota dalam 9 provinsi yang menjadi prioritas percepatan eliminasi TBC 2030.