Korban yang terjebak oleh aplikasi palsu akan diarahkan ke laman yang mirip dengan laman resmi aplikasi asli.
BACA JUGA:Optimisme Pasar Modal Indonesia, Strategi Pemerintah Pulihkan IHSG
BACA JUGA:Benarkah Bakal Jadi Pengganti Leptop? Berikut 5 Rekomendasi Tablet Canggih Terbaru 2024
Tujuannya tak lain untuk meyakinkan korban. Korban kemudian akan diarahkan ke link download aplikasi tersebut.
Ketika Anda mengklik link tersebut, "pintu" akan terbuka bagi malware untuk menyusup ke perangkat Android.
Setelah mengklik link tersebut, yang diunduh bukanlah aplikasi yang diiklankan melainkan malware yang siap menginfeksi ponsel.
Malware tersebut akan mengelabui pengguna agar “memberikan” akses membaca SMS di perangkat seluler.
BACA JUGA:Dibandrol Rp2 Jutaan, Alasan Mengapa Realme 13 Menjadi Smartphone Yang Bakal Dicari Oleh Para Gamers
BACA JUGA:Mana Yang Lebih Bagus? Inilah Perbedaan Antara Chromebook dan Leptop Windows, Yuk Disimak..
Selain menggunakan iklan aplikasi palsu, para hacker juga menggunakan bot Telegram.
ZLabs menemukan sekitar 2.600 bot Telegram yang digunakan untuk mengelabui target agar percaya bahwa mereka menawarkan aplikasi Android bajakan secara gratis.
Setelah mendapatkan akses SMS, hacker dapat menggunakan OTP untuk masuk ke berbagai aplikasi berbeda.
Hal ini bukan tidak mungkin terjadi, bahkan untuk aplikasi perbankan seperti mobile banking dan dompet digital.
BACA JUGA: Industri Kerajinan Tangan Indonesia Menembus Pasar Internasional
BACA JUGA:Jangan Keburu Panik !! Inilah Tips Mengatasi Hardisk Yang Tidak Terbaca di Leptop..
Zimperium mengklaim telah meneliti pencurian akses SMS selama hampir 2,5 tahun.