RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Meski terlihat seperti batu nisan siapa menyangkan duluhnya tempat ini adalah tempat peristirahatan atau hotel bagi para raja majapahit.
Konon disinilah tempat mereka bersemedi untuk merendahkan amukan gunung merapi. Tapi layaknya tempat yang erat dengan sejarah, lokasi ini pun lengkap dengan pengalaman ghaib bagi mereka yang mendekatinya.
Secara administratif situs umpak balekambang sendiri masuk dalam Desa Penataran Kecamatan Nglegok Blitar.
Hamparan batu andesit yang tersusun dengan rapih terlihat memiliki ukuran yang cukup besar, dengan bagian bawak berbentuk persegi empat, batu itu seperti dipahat sehingga batu itu membentuk seperti persegi delapan diatasnya.
BACA JUGA:Baru Gajian, Hampir Seribuan ASN Ini Bakal Terima Transferan Lagi
Dengan orintasi utara selatan, dengan umpak yang berjumlah 36 buah ini didirikan diatas lahan dengan ukuran 25 X 28 Meter.
Umpak sendiri adalah bagian penyanggah dari sebuah bangunan. Menurut catatan sejarah, bentuk asli situs ini sebenarnya adalah sebuah pendopo atau sebuah balai pertemuan.
Dimasa lalu balekambang diduga kuat sebagai tempat persinggahan raja-raja majapahit ketika mereka berkunjung ke blitar.
Balekambang sendiri dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai tempat persinggahan yang mengambang, oleh karena itu banyak yang berpendapat inilah bentuk hotel diera majapahit.
BACA JUGA:Jarang Diketahui, Ternyata Sagu Rambia Begitu Banyak Manfaatnya Untuk Kesehatan Tubuh
Terbagi dalam tiga bagian, depan, tengah dan belakang, empat umpak paling depan adalah bagian dari pintu masuk dan dua dibelakangnya adalah bagian dari teras.
Sementara 30 umpak yang berjajar hingga kebelakang adalah bagian balai atau bangunan. Penapsiran tentang filosofi dari ketiga bagian tersebut berkaitan dengan ajaran leluhur pada saat itu.
Banyak pendampat yang mengatakan, umpak balekambang ini punya kaitan erat dengan candi palah penataran dan juga gunung kelud.