RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Waspadai ancaman Demam Berdarah Dongue atau DBD, tengah mengintai. Kemunculan koloni nyamuk, apalagi kala menjelang petang, kini tengah menjadi gusar banyak orang di rumah-rumah penduduk.
Belum menghitung bulan Juli yang masih berjalan, angka kasus DBD di daerah seperti di Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, agaknya patut menjadi waspada. Nyaris, 800 kasus DBD terjadi hingga paripurna Juni tahun ini.
Apalagi, lokasi tinggal yang tak jauh di belakang pemukimannya terdapat tempat-tepat yang rentan menjadi sarang kemunculan jentik nyamuk, seperti jalur irigasi yang mati atau pun areal-areal yang tak bersih, rawan menjadi basis demam mematikan ini.
Nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi pembawa virus demam berdarah dongue atau DBD, sudah nyata membawa bala. Minus Juli berjalan yang belum bisa paripurna didata, di daerah ini sudah tercatat setidaknya hampir 800 orang terkena DBD.
BACA JUGA:Gaji Badan Adhoc Bawaslu Juga Belum Cair, Tunggu Dana Sharing
BACA JUGA:Daerah Mulai Bidani Anggaran 2025
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bengkulu Utara (BU), Ns Anik Khasyanti, MH, melalui Kabid Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit (P2P), Ns Pratiwi, MTr.Kep, saat dikonfirmasi RU, menjelaskan, pandemi cuaca turut menjadi faktor kemunculan koloni nyamuk mematikan ini.
"Itu bisa ditengok dari statistik kasus DBD. Maka akan terjadi fluktuasi kasus, baik menurun atau pun sebaliknya," ujar Pratiwi, Selasa, 16 Juli 2024.
Membaca data kasus yang terjadi, ditengarai kasus DBD di daerah ini terbilang meroket. Angka kasus yang mencolok, terjadi pada bulan Maret.
Tercatat, terjadi 116 DBD terjadi di daerah ini. Daerah belum mengonfirmasi kasus kematian, akibat paparan virus yang dijangkitkan oleh nyamuk ini.
BACA JUGA:BREAKING NEWS! Rute Penerbangan Bengkulu-Batam Dibuka Bulan Agustus
BACA JUGA:Desa Tanjung Anom Realisasikan Anggaran Ketahan Pangan Dengan Bibit Sayuran
Sedangkan pada bulan Januari, kasus yang dicatat daerah sebanyak 29 kasus. Melanjut naik pada bulan berikutnya: Februari dengan 56 kasus.
Sempat terjadi penurunan kasus setelah Maret itu. Pasalnya, pada penutup April tercatat 90 kasus DBD yang terdiagnosa. Angkanya, terus turun menjadi 70 kasus pada Mei.
Namun saat medio Juni, kasus kembali muncul dengan angka yang menunjukkan gejala peningkatan. Pada periodisasi itu, tercatat ada 55 kasus DBD. Terbukti! penutup awal semester kedua tahun anggaran 2024, jumlahnya tercatat 416 kasus.