Dalam kehidupan adat masyarakat nusantara, pisang memiliki fungsi sebagai pelengkap upacara adat dan persembahan.
BACA JUGA: Bujang-Gadis Bengkulu Harus Bisa Jadi Pelopor Wisata
Pada pernikahan adat jawa bersama janur dan tebu, pisang diletakkan sebagai dekorasi dibagian depan pintu rumah pengantin sebagai simbol cinta sejati dan harapan agar kehidupan berumah tangga terhindar dari segalah rintangan dan bahaya.
Pisang termasuk buah-buahan yang paling banyak dikosnumsi. Tak terhitung banyaknya olahan berbahan dasar pisang dan semuanya enak-enak.
Menanam pisang sangatlah mudah, hampir tidak memerlukan perwatan khusus. Tetapi dibalik segala kebaikan dan manfaat yang diberikan pisang terdapat banyak mitos yang berkaitan dengannya.
Pisang bahkan dianggap sebagai suguhan untuk makhluk ghaib untuk mendapatkan sesuatu dengan jalan tak wajar.
BACA JUGA:Layanan KTP Jemput Bola di Kecamatan Marga Sakti Sebelat. Ini Waktunya...
BACA JUGA:PKPU 8/2024 Terbit, Rohidin Pastikan Maju Pilgub Bengkulu
Tak hanya menjadi bagian dari tradisi, pisang juga menyimpan nilai-nilai kehidupan. Misalnya pohon pisang tidak akan mati sebelum menghasilkan buah dan tunas yang baru.
Didalam dunia mistis jawa, pisang dianggap sebagai penghubung ke alam ghaib. Alhasil dalam setiap ritual adat dan warisan masa lalu, pisang selalu hadir sebagai sesaji atau sesajen.
Pisang adalah tanaman asli asia tanggara yang menyebar keseluruh dunia yang memiliki nama ilmiah Musa Paradisiaca yang artinya buah dari pria bijak sanah.
Ada Sekitar 107 jenis pisang didunia. Namun dalam ritual adat yang berhubungan dengan dunia ghaib, pisang raja dan pisang emas paling banyak di gunakan.
BACA JUGA:Mitos dan Legenda Ikan Baung Asap Penyelamat Raja
BACA JUGA:Mau Beli Motor Matic Honda ! Ini Rekomendasi 5 Jenis Motor Matic Honda Terbaru Tahun 2024
Pisang raja menjadi simbol pengharapan akan martabat manusia, sedangkan pisang emas selain digunakan sebagai sesajen juga pantang dikonsumsi orang yang memakai susuk karena bisa menghilangkan khasiatnya.