Intinya ketiga keris itu sedang bertarung, mereka bertiga menjelma jadi tiga pemuda gagah. Mereka terus bertarung untuk membuktikan siapa yang terkuat, mereka saling baku hantam.
Saking dahsyatnya pertarungan mereka, membuat selama satu bulan tidak turun hujan, padahal ini musim hujan, setiap hari seharusnya turun hujan. Para petani pun mengeluh kekeringan, sawahnya tidak mendapatkan pengairan.
Pun selama satu bulan ini, masyarakat desa seperti mendengar dentuman bom dari arah gunung Wilis, namun masyarakat tidak tahu, kalau itu suara dari pertarungan tiga pusaka milik Ki Lurah.
Ada yang menganggap itu cuma suara guntur, ada juga yang mengira itu suara larva dalam perut gunung Wilis.
BACA JUGA:Udah Tau Belom, Kalo Shopee Bisa Minjem Duit Sampe 50 Juta. Caranya Super Simpel
BACA JUGA:Sudah Dipercayai Sejak Dulu, Ternyata Sambiloto Mengandung Banyak Manfaat Bagi Kesehatan Tubuh
Surya dan Meghad, akulah pemenangnya, terimalah ajian pamungkas ini, kalian pasti patah!!! Teriak sang Naga Ratnala yang bersiap menghantamkan tenaga dalam pada kedua rivalnya.
Tiba-tiba saja Ki Lurah dan Ki Pamungkas muncul, keduanya berlari ke tengah untuk melerai ketiga pusaka itu. Hentikannn!!! teriak Ki Lurah, namun tak dihiraukan oleh ketiga pusakanya.
Terpaksa Ki Pamungkas mengeluarkan solusi terakhir. Di tangannya ia keluarkan satu pusaka, yang cahayanya sangat menyilaukan. Ki Lurah terkejut dengan getaran energi dari keris itu.
Dengan komat kamit membaca mantra, Ki Pamungkas mengarahkan keris itu ke titik target tiga pusaka yang sedang bertarung. Keris itu mengeluarkan cahaya yang sangat terang dan terjadi ledakan yang sangat dahsyat.
***
BACA JUGA: Kemenag Mukomuko Jemput Koper Jemaah Haji 2024 di Bengkulu
BACA JUGA:Lakmud IPNU dan IPPNU, Ciptakan Generasi Muda Yang Kuat
Dampak dari ledakan itu membuat ketiga keris itu patah di bagian ujungnya. Yang tadinya berukuran 47 cm, 48 cm, dan 50 cm. Karena mengalami patah, kini ketiganya mempunyai panjang sama rata, 45 cm.
Semenjak saat itu, desa kembali aman tentram, tidak ada lagi keributan. Ketiga keris itu diamankan Ki Lurah dan ditempatkan pada ruang pusaka. Dan ternyata keris yang dibawa Ki Pamungkas adalah Keris Tundung Madiun. (*)