"Kalo kami ga ngambil pakan dulu, jebol modal. Kalau ngambil pakan dulu, otomatis udah kenak kiri kanan. Ya harga jual, ya bayar pakan pascapanen," ungkap seorang petani ikan.
BACA JUGA:Irigasi Rusak, Warga Beralih ke Tanaman Kelapa Sawit
BACA JUGA:Dempo-Bang Ken Diyakini Dapat Membawa Perubahan Siginifikan Bagi Bengkulu
Kadis Perikanan, Sugimin, menyikapi persoalan ini dengan rencana program yang akan diusulkan ke legislatif pada APBD Perubahan 2024 mendatang. Itu artinya, guliran programnya kemungkinan terealisasi pada penghujung tahun.
"Program yang akan diusulkan adalah bantuan pakan. Kalau subsidi pakan, belum karena mengait pada banyak sektor," ujarnya.
Persoalan pangsa pasar, sama sekali belum diungkap Sugimin. Dia mengatakan, selain baru rencana soal pengadaan pakan yang akan menjadi bantuan kepada petani yang waktunya mendekati pencoblosan Pilkada.
Bantuan yang sudah digulirkan untuk mendukung pembangunan ekonomi di lingkungan bisnis perikanan darat oleh daerah, adalah bantuan mesin pembuat pakan mandiri.
BACA JUGA:Perkara Korupsi Gedung PA Tunggu Hasil Audit Kerugian Negara
BACA JUGA:Pejabat Pemprov Bengkulu Diminta Tingkatkan Pemahaman Hukum
"Tahun 2023 lalu mesin pembuat pakan mandiri di Kecamatan Padang Jaya, Desa Marga Sakti. Tahun 2024 ini, pemberian mesin pakan kepada kelompok diberikan di Desa Air Baus 1 Kecamatan Hulu Palik," ungkapnya.
Dijelaskan Sugimin, pengoperasian mesin ini, dapat menghemat hingga 30 persen biaya operasional petani ikan. Hanya saja, Sugimin belum memberikan paparan yang lebih progresif, atas bantuan yang telah digulirkan tahun lalu tersebut.
"Bantuan ini, menyikapi harga pakan yang tinggi. Dengan kemampuan membuat pakan mandiri, akan sangat menekan biaya operasional petani," ujar Sugimin, menganalisa.
Selain program mesin dan program lainnya, kata Sugimin, akan digulirkan pada tahun ini program jalan rabat beton. Dukungan infrastruktur ini, sangat penting menurutnya. Khususnya, fokus pada sentra-sentra produsen perikanan darat yang ada di daerah.
BACA JUGA:Waduh, Mukomuko Kehilangan PAD Rp4,5 Miliar
BACA JUGA:Ketersediaan Obat Kerap Dikeluhkan, Sumardi: Harus Ada Solusi
"Namun inventarisasi persoalan atau dinamika yang timbul di lingkungan aktifitas perikanan darat, menjadi atensi kami untuk dapat penyikapan yang representatif dan maksimal," pungkasnya.