Fokus Baru Pembelajaran TI pada Siswa Sekolah

Sabtu 22 Jun 2024 - 18:16 WIB
Reporter : Dodi Haryanto
Editor : Ependi

BACA JUGA:Bagaimana Nasib Program Seragam Sekolah Gratis?

“Kuncinya pada guru, kalau akhirnya tidak dimanfaatkan dengan baik untuk belajar terlebih dahulu soal literasi digital maka resource dan infrastruktur kita jadi percuma. Maka ayo kita sama-sama belajar, terlebih dahulu pendidiknya. Karena kemauan dan kemampuan belajar sepanjang hayat adalah kunci menghadapi AI karena AI adalah keniscayaan,” jelas Anindito.

Sementara untuk kalangan siswa,  Kemendikbudristek menjalankan beberapa program. Antara lain,  Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), serta Praktisi Mengajar.

Program MBKM di perguruan tinggi untuk menjembatani kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk belajar di luar prodi mereka, mengikuti magang, dan melakukan studi independen.

Sementara itu, program MSIB sudah diikuti oleh satu juta lebih mahasiswa. Program ini telah terbukti mampu memangkas waktu tunggu mendapatkan pekerjaan lulusan perguruan tinggi lebih singkat, sekitar tiga bulan, dan mendapatkan gaji hampir tiga kali lipatnya.

BACA JUGA:Rp2 Miliar Dana BTT Mukomuko Masih Utuh

BACA JUGA:Puluhan Anak Menikah di Bawah Umur

Program Praktisi Mengajar akan memberikan gambaran lain dari pelaku pasar kepada siswa/mahasiswa tentang keterampilan yang diperlukan saat ini. Sehingga mereka bisa mempersiapkannya sejak dini.

Tidak hanya menerapkan kurikulum yang dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman, Kemendikbudristek juga mengadopsi Program for International Student Assessment (PISA) sebagai salah satu target pencapaian.

Hal tersebut penting untuk dapat mengukur perkembangan kualitas SDM kita menghadapi bonus demografi. Kemendikbud Ristek juga menargetkan Human Capital Index dapat terus naik agar dapat memnuhi target pembangunan jangka panjang.

 

Literasi dan Keamanan

Menyikapi pemanfaatan TI yang tidak terbendung termasuk di dunia pendidikan,  Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda menekankan pentingnya literasi digital, terutama bagi siswa. Keamanan data dan penggunaan internet yang bertanggung jawab harus menjadi bagian dari kurikulum pendidikan.

BACA JUGA:Menyalakan Semangat Berdikari Energi

BACA JUGA:Berobat Pakai BPJS, Pelayanan Kesehatan Harusnya Makin Mudah

"Meskipun Indonesia memiliki infrastruktur yang memadai, masih terdapat kesenjangan digital, terutama di daerah pedesaan. Hal ini menjadi tantangan yang harus diatasi agar semua siswa dapat mengakses pendidikan berkualitas dengan memanfaatkan teknologi," ucap Nailul Huda.

Kategori :