RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Momentum Idul Adha, tidak hanya menjadi aktivitas sosial di masyarakat Indonesia, sebagai negara muslim terbesar di dunia.
Menurut Wakil Bupati Bengkulu Utara, Arie Septia Adinata, SE, MAP, idul adha atau hari raya kurban, juga menjadi salah satu basis ekonomi musiman di Indonesia dan menjadi triger geliat ekonomi lainnya di masyarakat.
"Islam adalah rahmat untuk sekian alam atau Rahmatan Lil Alamin, salah satunya tercermin dalam momentum Idul Adha," ujar wabup yang akrab disapa ASA akronim dari namanya ini, kemarin.
Sebagai momen yang menjadi salah satu dinamika masyarakat yang bukan hanya sebagai aktivitas sosial, tapi juga menjadi episentrum ekonomi di masyarakat.
BACA JUGA:Hari Ini, Masjid Baitus Sakinah Potong Sapi dan Kambing Kurban
BACA JUGA:Jumlah Hewan Kurban di Bengkulu Utara Melonjak
Memantik Arie, tentang urgensi atau pentingnya geliat ekonomi berbasis segmentasi atau potensi di setiap wilayah, menjadi satu hal yang sangat penting untuk terus diwujudkan, mesti bukan satu hal yang mudah.
Layaknya, Kota Arga Makmur, lanjut dia yang secara posisi tidak berada di jalur persimpangan, menurut dia, sangat perlu distimulasi dengan ragam agenda sehingga menjadi basis-basis ekonomi.
Pandangannya, tentang idul adha sudah pasti menjadi episentrum ekonomi tahunan, bukan isapan jempol. Hasil hitung-hitungan kasar, merujuk jumlah hewan kurban yang bakal sembelih idul adha tahun ini angkanya nyaris menyentuh Rp 19 miliar.
Total, hewan kurban di kabupaten ini mencapai 1.835 ekor. Jumlanya didominasi oleh sapi sebanyak 1.170 ekor. Selanjutnya, kerbau sebanyak 25 ekor dan kambing sebanyak 140 ekor.
BACA JUGA:Paparkan Visi dan Misi, Benny Suharto Masuk Perhitungan Gerindra
BACA JUGA:Harga Cabe Tembus 100 Ribu, Program Stabilisasi Harga Ditunggu
Dengan harga rata-rata, sesuai usia untuk hewan kurban minimal 2 tahun yang rerata berharga Rp 15 juta per ekor, maka sirkulasi keuangan di masyarakat dari penjual sapi saja mencapai Rp 17,5 miliar.
Sedangkan untuk hewan kerbau yang rerata untuk kurban di harga Rp 25 juta perekor, maka sirkulasi keuangan yang terjadi diproyeksikan tembus angka Rp 625 juta. Hewan kambing diperkirakan menyentuh angka Rp 350 jutaan.
"Perputaran uang jelang hari raya kurban ini, tidak hanya menjadi episentrum ekonomi di sekub daerah, tapi juga nasional. Bahkan global," ungkapnya menegas.