BENGKULU.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Dalam meningkatkan produktifitas tanaman padi di Provinsi Bengkulu, realisasi Perluasan Areal Tanam (PAT) dipastikan terus dikebut.
Demikian disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, M. Rizon, S.Hut, M.Si, Jum'at 07 Juni 2024.
"Khusus di Provinsi Bengkulu, kita memiliki target PAT seluas 16 ribuan Hektar (Ha). Total PAT tersebut dibagi dua, yakni untuk areal Padi Gogo sekitar 7 ribuan Ha," ungkap Rizon.
Kemudian, lanjut Rizon, untuk lahan basah sekitar 8 ribuan Ha. Sejauh ini dari target yang dimiliki tersebut, realisasinya sudah mencapai sekitar 4 ribuan Ha.
BACA JUGA:ASN dan THL Diminta Jaga Kekompakan dan Bangun Komunikasi
BACA JUGA:Keabsahan Pelantikan Dirut RSUD M. Yunus Bengkulu Dipertanyakan
"4 ribuan Ha yang dimaksud, saat ini sudah ditanami Padi Gogo ataupun padi lahan basah. Sejauh ini kita terus mengebut realisai target PAT tersebut, yang tersebar di 10 kabupaten/kota dalam Provinsi Bengkulu," kata Rizon.
Menurut Rizon, realisasi PAT ini mendapat dukungan atau support penuh, terutama dari Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia (RI).
"Dukungan yang dimaksud, diantaranya dalam bentuk benih padi dan juga Alat Mesin Pertanian (Alsintan). Bahkan beberapa Alsintan sejauh ini sudah didistribusikan kepada para petani," papar Rizon.
Lebih lanjut Rizon menyampaikan, dengan program PAT ini diharapkan dapat meningkatkan produktifitas tanaman padi, khususnya di Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Pipa Penyaluran Masih Diinspeksi, Pasokan BBM Dipastikan Aman
BACA JUGA:Gaji 13 Tembus 50 Miliar Lebih Belum Cair, Ini Penyebabnya
"Adapun target produktifitas tersebut, untuk tanaman padi di lahan basah lebih dari 5 ton per Ha. Sedangkan untuk tanaman Padi Gogo berkisar diangka 2,5-3,5 ton per Ha. Kita optimis target produktifitas ini dapat tercapai," ujar Rizon.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, H. Sujono, SP, M.Si menyampaikan, dengan program PAT ini juga diharapkan, dapat menjadikan lahan yang selama ini tidak produktif, menjadi produktif.
"Sehingga nantinya bukan sekedar meningkatkan produkfitas tanaman padi saja, tetapi juga berdampak positif terhadap kesejahteraan petani," demikian Sujono. (*)