Hanya saja, pemaknaan sederhana ini, tidak lantas disikapi dengan pola atau laku ibadah yang semaunya.
Tapi menjalankan ibadah yang sesuai syariat yang dibenarkan. Karena Islam adalah koridor yang menjadi laluan, untuk menjumpai sang khalik.
Sebagai ajaran yang senantiasa relevan, dengan ciri memudahkan penganutnya, agar tetap mengisi aktivitas keduniawian dengan maksimal.
Dalam sebuah ceramah yang disampaikan salah satu ulama tafkir Indonesia: Kyai Haji Bahaudin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha, menegaskan bahwa orang Islam harus berjuang, bukan cuma berpasrah atau tawakal kepada tuhan, tanpa lebih dulu berjuang.
BACA JUGA:Kerusakan Pipa Diinspeksi, Suplai BBM Bengkulu Didatangkan Dari 3 Provinsi Ini...
BACA JUGA:Pertamina Jamin Pasokan, Penyaluran BBM di Bengkulu Utara Dipastikan Aman
"Karena jika itu terjadi, maka Islam akan mengalami kemunduran. Karena orang-orangnya yang lemah," kata Gus Baha, mengingatkan.
Maka menjadi sangat keliru, ketika berdiam diri, pasrah pada situasi dengan meyakini bahwa "semua telah diatur oleh Allah SWT"
Gus Baha mengingatkan, bahwa selain nasib hingga takdir. Tetap diberikan peluang bagi manusia untuk mengubahnya. Inilah ikhtiar. Sebagai ahli tafkir atau pemikir, murid dari Kyai Haji Maimoen Zubair atau yang akrab disapa Mbah Moen, Gus Baha terus menegaskan pentingnya kemandirian oleh orang-orang Islam. Termasuk mengupayakan, seorang Islam itu harus kaya, namun memiliki sikap hidup yang sederhana. Tapi, pemikiran yang luar biasa.
"Karena kalau orang Islam ini kaya, menjadi pemimpin, maka ruang-ruang untuk menyampaikan semangat Islam ini akan jauh lebih mumpuni," ujarnya.
BACA JUGA:Inflasi Mei 2024 Turun
BACA JUGA:Kementerian ESDM Tetapkan ICP USD79,8 Perbarel pada Mei 2024
"Tapi bagaimana kalau orang Islam ini miskin? tentu akan sulit dalam menyiarkan semangat Islam, karena memiliki daya dukung baik secara materiil atau pun politik," serunya.
Kemudian, Gus Baha turut memberikan tips, bagaimana mengisi hari-hari sebagai umat akhir jaman seperti saat ini.
Dia mengatakan, mencermati keping-keping sejarah peradaban Islam, agama ini dijaga oleh Allah SWT. Maka, dengan hadirnya atau pun tidak adanya siapapun, termasuk setelah Nabi Muhammad SAW wafat, dilanjutkan lagi oleh para sahabat, para ambiya, termasuk wali hingga saat ini, menunjukkan Islam masih tetap ada.
Tinggal lagi perlu diawali dari diri sendiri untuk menjadi seorang Islam yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, sesama muslim dan sesama manusia dalam tataran kebangsaan.