"Kami juga terus mengikuti perkembangan informasi dari BMKG serta melaporkan kepada pimpinan situasi yang terjadi," ungkapnya.
BACA JUGA:5 Gedung Pencakar Langit Sumatera, Grand Mercure Memegang Rekor
Warga setempat menyampaikan, merangseknya air laut ke arah permukiman warga sudah menjadi keluhan sejak lama.
Apalagi, keberadaan tebing yang sebelumnya menjadi pemecah gelombang alam, sudah beberapa tahun telah lenyap lantaran abrasi pantai.
Pemerintah desa setempat juga disebut-sebut telah menyampaikan permintaan untuk pembangunan pemecah gelombang di ruas ini. Hanya saja, belum mendapatkan penanganan yang diharapkan.
"Kami berharap sangat, pemerintah membangun pemecah gelombang. Ngeri, kalo lihat pas gelombang tinggi. Apalagi pas malam hari," ungkap warga setempat.
BACA JUGA:Bisa Menyalakan Lampu Dengan Campuran Air Sabun, Tidak Perlu Beli Minyak!
Kasus lainnya, ruas ekonomi pada lintas barat Sumatera, yang ada di wilayah Kecamatan Lais, Batiknau hingga Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, terus longsor dihujam abrasi pantai.
Pantauan RU, Kamis, 23 Mei 2024 lalu, salah satu titik jalan yang berada di wilayah antara Kecamatan Lais dan Batiknau, longsornya sudah memakan badan jalan.
Nyaris separuh badan jalan pada ruas yang terus dihujam abrasi itu, sudah amblas.
Termasuk pembatas jalan agar pengendara waspada, juga sudah ditarik longsor merangsek ke jurang laut.
BACA JUGA:Berlaku September, Urus SIM hingga Ijin Keramaian Lewat Cara Ini
BACA JUGA:Gembok Penjara Dibuka, Pejabat DLH Bakal Dipanggil Jaksa
Padahal, titik longsor ini berada pada ruas ekonomi di lintas barat Sumatera. Sehingga lalulintas moda pengangkut baran-barang ekonomi dan kebutuhan pokok, melintasi ruas ini.