Menurut Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Iskandar Mulia Siregar, Pameran “Kampung Purba” berisi refleksi rekonstruksi kehidupan masa prasejarah dalam bentuk kampung yang terbagi dalam beberapa klaster.
BACA JUGA:Soal Pilkada 2024, PPK Datangin Mapolsek Ulok Kupai
BACA JUGA:Diduga Dampak Aktivitas Tambang Batu Bara, Jalan Provinsi di Jadi Longsor
“Setiap klaster menyajikan cerita tentang cara hidup dan beradaptasi manusia hingga tercipta sebuah peradaban yang khas dari masa ke masa,” ujar Iskandar.
Suasana “Kampung Purba” dirasakan oleh kalangan siswa SD hingga SMA. Seperti yang dialami siswa SMPN 2 Colomadu, Monica Nada Amalia dan Muhammad Afnan Khafid. Monica dan Afnan sudah dua kali menghadiri pameran ini.
Meskipun bukan pertama kalinya, mereka tetap antusias dalam mempelajari sejarah benda-benda purba.
“Di sini bisa dapat pengetahuan sejarah di zaman purba, cara berburu, dan beradaptasi,” ujar Afnan.
BACA JUGA:Perkuat Kekompakan ASN dan THL Melalui Gathering
BACA JUGA:Di Mukomuko Ketersediaan Hewan Kurban Cukup
Monica juga menambahkan, dengan mengunjungi pameran, ia dapat melihat secara langsung penggambaran benda-benda prasejarah. “Jadi lebih menyenangkan belajarnya,” tuturnya.
Kedua siswa itu berharap pameran bisa diadakan tiap tahun agar pelajar bisa terus belajar prasejarah dengan cara menyenangkan.
“Semoga bisa diadakan tiap tahun, supaya bisa tahu lebih banyak tentang prasejarah Indonesia. Lebih menyenangkan selain di kelas,” ujar Afnan.
Pameran “Kampung Purba” juga menjadi sumber ajar bagi guru, salah satunya guru SMPN 2 Colomadu, Purwaningsih. Ia menuturkan, pameran membantunya dalam proses mengajar.
BACA JUGA: Siapkan Tenaga Kesehatan RS Pratama Ipuh
BACA JUGA:HUT ke-21 Kabupaten Seluma, Ini Pesan Gubernur Rohidin
“Pameran ini membantu para guru dalam mengajar, karena materinya tidak perlu disiapkan lagi dan siswa dapat mengembangkan apa yang mereka lihat sehingga secara langsung dapat ilmu sejarah manusia purba,” kata Purwaningsih.