RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Saat ini, Program Prakerja sudah terselenggara selama 4 tahun, dan ada sekitar 18,1 juta orang yang berhasil menerima akses pelatihan dari Prakerja.
Prakerja juga sudah berhasil menavigasi perubahan dari skema semi bansos di masa pandemi menjadi skema normal sejak 2023 lalu.
Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya pelatihan Prakerja dalam bentuk pelatihan luring/offline. Pelaksanaan Program Prakerja juga sudah mencakup semua kabupaten/kota se-Indonesia.
“Pada hari ini, ada Gubernur/Bupati/Walikota dan perwakilan alumni dari berbagai daerah yang hadir di sini. Bapak Menko Perekonomian sangat bangga dengan perjalanan Prakerja hingga hari ini, bahwa dengan segala dinamika dan perubahan kebijakan, Prakerja bisa tetap terlaksana dengan baik dan dapat dirasakan manfaatnya oleh 18,1 juta penerima dari seluruh Indonesia,” ungkap Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, yang mewakili Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, memberikan sambutan pada acara Rilis Laporan Pelaksanaan Program Kartu Prakerja Tahun 2023, di Jakarta.
BACA JUGA:Industri Indonesia Melaju di Tengah Konflik Global
BACA JUGA:Antisipasi Dampak Situasi Geopolitik Global
Terdapat lebih dari 390 lembaga penyedia pelatihan, baik universitas, politeknik, yayasan, BLK komunitas, perusahaan multinasional, education technology, dan lain-lain, yang tergabung dalam ekosistem Prakerja.
Lembaga pelatihan tersebut berasal dari Batam hingga Timika. Pelatihan yang ditawarkan juga bervariasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar, semisalnya tentang perawatan excavator, bulldozer, green skills, hingga AI. Variasi pelatihan yang ditawarkan Prakerja saat ini mencapai sekitar lebih dari 5600 pelatihan.
“Ada juga puluhan universitas, politeknik, NGO, dan dunia usaha yang membantu meng-assess kelayakan pelatihan dan lembaga pelatihan di Prakerja. Sebentar lagi, Prakerja juga akan membantu pelatihan bagi angkatan kerja kita yang ingin bekerja di luar negeri,” tutur Sesmenko Susiwijono yang juga merupakan Sekretaris Komite Cipta Kerja.
Selanjutnya, dari studi-studi yang sudah dilakukan pihak independen, Prakerja terbukti mendorong lifelong learning, literasi digital, inklusi keuangan, kebekerjaan, dan kewirausahaan.
BACA JUGA:Sawahku Menyala, Petani Pun Gembira
BACA JUGA:Potensi Ekspor!! Perbesar Pasar Ekspor Nyiur Melambai Sampai Jauh
Prakerja juga menciptakan peluang kerja lewat pertumbuhan lembaga-lembaga pelatihan, baik itu sebagai instruktur, penulis modul, tenaga administrasi, grader, marketing, IT, customer service, dan sebagainya.
Keberhasilan Program Prakerja juga telah mendapat pengakuan internasional, tidak hanya UNDP, UNESCO, dan Ratu Maxima Belanda, namun juga dari ADB dan GIZ.
Prakerja juga dipelajari bahkan diadaptasi oleh negara-negara sahabat, misalnya Kamboja.