RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Anjungan Tunai Mandiri atau ATM, dinilai belum menjadi representasi pemerintah via lembaga keuangan yang menjawab kebutuhan di masyarakat.
Salah satu keluhan masyarakat adalah, tidak seluruh gerai ATM milik perbankan, menyediakan pecahan uang kecil.
Pecahan uang kecil seperti Rp 50.000, hanya berada pada spot-spot tertentu saja. Padahal, di tengah situasi paceklik, masyarakat sangat berharap ATM ini menjadi basis pendukung.
"Coba setiap ATM itu, nyediain uang Rp 50 ribu lah. Jangan Rp 100 ribu aja. Memang ada. Tapi tidak seluruhnya. Rerata pecahannya Rp 100 ribu," ungkap Suripto, mengeluhkan.
BACA JUGA:Wifi Tidak Terhubung ke Internet Bahkan Lemot, Berikut 7 Tips Mengatasinya...
Belum lagi kebijakan saldo minimal hingga penarikan minimal yang berlaku, menurut pria ini, cenderung menyulitkan masyarakat.
Ungkapannya pun masuk akal. Bagaimana, ketika uang yang dimiliki seseorang hanya 100 ribu di dalam rekeningnya.
Dipastikan, uang tersebut tidak bisa diambil oleh seorang nasabah seluruhnya. Apalagi, gerai ATM yang dijujug, merupakan ATM yang hanya menyediakan uang pecahan tertinggi.
"Ini pemerintah mesti mengkaji yang kayak gini. Simpel-simpel saja. Pokoknya, duit orang ni, bisa diambil berapa aja, sesuai dengan isi rekeningnya. Ini baru ATM bisa menjadi jawaban atas kesulitan masyarakat," ujarnya berharap.
BACA JUGA:May Day 2024, Momentum Refleksi Peran Penting Para Pekerja
BACA JUGA:Hardiknas, Bengkulu Kirim 14 Anak Ikuti FTBI
Dia berharap, layanan akses perbankan kian dipermudah. Mulai dari ATM yang menyediakan uang dalam pecahan yang lebih rendah, sehingga turut membantu masyarakat.
Bukan cuma itu saja, lanjutnya, lembaga keuangan juga mesti benar-benar memberikan kemudahan akses kredit lunak.
Kemudahan yang dimaksud Suripto ini, tidak hanya soal tata caranya. Tapi juga penginformasiannya kepada masyarakat.