Upaya ini nanti bukan hanya Dinas Kesehatan saja, namun akan melibatkan beberpa stekholder seperti BPBD, TNI dan Polri dalam penanganan ini.
BACA JUGA:Warga Diminta Lakukan PSN DBD Secara Massal
BACA JUGA:Terdata 54 Kasus DBD di Mukomuko
Karena ini tak bisa ditangani sendiri dan perlu adanya gotong royong dari seluruh lapisan masyarakat.
"Kita minta baik dari tingkat dinas, Kecamatan, Kelurahan dan desa juga mengencarkan gerakan 3M plus," ajaknya.
Dimana gerakan ini dapat memberantas sarang nyamuk, serta melakukan foging di tempat-tempat yang sudah terdampak oleh nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD.
Meski foging tidak begitu efektif dalam penanganan nyamuk aedes aegypti ini, karena hanya membunuh nyamuk dewasa saja dan sarang nyamuk masih ada.
BACA JUGA: Penyakit DBD di Mukomuko Pecah Telur, Diangka 227 Kasus
BACA JUGA: Nambah Lagi, Tercatat 85 Kasus DBD di Mukomuko, 2 Korban Meninggal
"Yang lebih efektif itu yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air, memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang)," jelasnya.
Kemudian memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
Lalu, gotong royong membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya, melakukan pengecekan di tempat penampungan air.
"Tidak hanya itu masyarakat juga diminta untuk, menanam tanaman yang dapat mengusir nyamuk, meletakkan pakaian bekas diwadah tertutup, Memberikan larvasida pada penampungan air yang dikuras," jelasnya.
BACA JUGA: Penyakit DBD di Mukomuko Pecah Telur, Diangka 227 Kasus
BACA JUGA: Nambah Lagi, Tercatat 85 Kasus DBD di Mukomuko, 2 Korban Meninggal
Jajat juga menyatakan, pola sebaran demam berdarah memang dinamis. Daerah yang sebelumnya terdapat kasus dengan jumlah banyak cenderung terpacu melakukan pencegahan secara masif.