RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Peceklik ekonomi yang melanda, salah satunya tergambar dalam sirkulasi keuangan di pasar-pasar tradisional.
Bahkan, hingga pertokoan jelang lebaran 1445 Hijriah tahun 2024 ini, diklaim pedagang sepi.
Sampai-sampai nihil kejadian mencolok yang khas terjadi saban waktu-waktu aktivitas sosial, seperti gendam hingga pencopetan menjadi sebuah antitesis.
Chandra Saputra, salah satu pedagang buah di sekitaran Pasar Purwodadi, mengaku suasana paceklik di masyarakat, begitu terasa sejak ramadhan hingga mendekati lebaran tahun ini.
BACA JUGA:Musim Hujan Pasca Lebaran, Waspada Serangan Demam Berdarah
BACA JUGA: Lebong Banjir Bandang, Warga Ketahun Diminta Waspada
Bapak 2 anak yang menjajakan dagangannya di salah satu lapak relokasi pasar tradisional yang kini tengah dibangun pemerintah itu, menceritakan situasinya.
"Hampir dirasakan setiap pedagang. Penjualan sepi. Dibandingkan dengan tahun kemarin, jauh anjloknya," ungkap Chandra, enterpreneur muda ini, Selasa, 16 April 2024.
Lazimnya, kata dia, saban mendekati puasa atau setidak-tidaknya saat bulan puasa, pembelian buah oleh masyarakat di lapaknya meningkat cukup signifikan.
Maklum, buah menjadi salah satu buruan masyarakat muslim, saat mendekati waktu berbuka.
BACA JUGA:Gardu Induk Danau Tes Diterjang Banjir, Listrik Sebagian Wilayah Bengkulu Utara Bakal Padam?
BACA JUGA:Ternyata,. Jeruk Nipis dan 6 Jenis Buah Ini Ampuh Turunkan Kolestrol
Dengan memakan buah, kebutuhan serat akan tercukupi untuk menjaga stamina pada saat melaksanakan puasa hingga berbuka.
"Karena buah dapat memperlancar pencernaan," ungkapnya.
Salah satu buah yang lazim diburu saat ramadhan, lanjut dia, yakni semangka. Ramadhan tahun ini, tingkat pembelian masyarakat begitu kentara berkurang.