BACA JUGA:Nambah Libur, ASN Harus Siap Disanksi
Saat itu, bincang dilakukan di lokasi tumbuh Raflesia Kemumuensis di kawasan wisata alam Palak Siring.
Aliya kemudian, menyampaikan eksotisme kembang terbesar sejagad yang saat itu tengah merekah dalam fase menuju mekar sempurna.
"Masyarakat dapat menikmati momen yang sangat langka. Karena Raflesia ini, memiliki fase tumbuh yang begitu lama, namun memiliki fase mekar yang tidak begitu lama," ucap siswi Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bengkulu Utara.
Aliya yang memiliki obsesi pengin menjadi seorang pengacara, mengungkapkan selain melakukan promosi secara personal, lewat gawai yang memanfaatkan ragam platform medsos seperti instagram, facebook, X hingga threads, tak ketinggalan WhatsApp.
BACA JUGA: Ini Bentuk Dukungan Pemerintah terhadap Petani
BACA JUGA:Porsi Energi Terbarukan Semakin Besar
Dirinya juga menilai perlunya suntikan fiskal khusus dari pemerintah pusat, untuk mendukung sarana dan prasarana sekitaran pusat-pusat pariwisata daerah.
Sebagai bagian dari duta daerah, harapannya itu tidak tertuju pada satu lokus wisata saja. Tapi juga untuk wisata-wisata yang sebenarnya cukup banyak terkandung di kabupaten ini.
Baik wisata yang sudah popular sampai dengan kantung-kantung wisata baru yang relatif belum begitu terjamah, sehingga memerlukan manajemen pengelolaan yang lebih baik.
"Ketika langkah ini dilakukan, maka terdapat manfaat secara paralel. Satu sisi adalah memaksimalkan potensi wisata berbasis potensi. Kedua, rerata keberadaannya di dalam kawasan hutan, dapat juga menjadi ajang menjaga kelestariannya dari tangan-tangan tak bertanggungjawab, seperti pembalakan liar," ungkap Aliya, prihatin atas aksi pembalakan liar, perusak hutan itu.
BACA JUGA: Replika Raksasa Meriahkan Takbir Keliling Idul Fitri 2024 di Desa Karya Bakti
BACA JUGA: ASN Wajib Masuk Kantor, Nambah Libur Kena Sanksi
Senada, Triyono, juga menjelas, Raflesia lazimnya, kata dia, mampu bertahan paling lama 3 hari yang akan berlanjut menuju fase layu.
"Maka saat mekar, adalah momen yang sangat menarik dan langka. Karena waktunya tidak begitu lama," ujarnya menjabar kembang yang sempat mekar dengan diameter lebih kurang 50 centimeter itu.
Dia juga menambahkan, estafet puspa yang jenisnya sempat menjadi obyek lembaga penelitian beberapa tahun silam, terkait dengan kemungkinan kandungannya untuk obat tertentu, menambah eksotisme wisata palak siring yang terkanel dengan Air terjunnya itu.