Masjid berada di tepian aliran Sungai Indrapuri. Lokasi masjid sekitar 25 kilometer arah timur dari ibu kota Banda Aceh, tepat di tepi jalan raya lintas Banda Aceh-Medan, Sumatra Utara.
Juga tak jauh dari interchange ruas tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh). Sehingga cukup mudah bagi siapa saja yang ingin mengunjunginya.
BACA JUGA:Kemendikbudristek dan Komisi X DPRI Bahas Ferienjob hingga Seleksi Guru ASN PPPK
BACA JUGA:Pondok Ramadhan SMAN 015 Bengkulu Utara, Pelopor Pembentukan Karakter SDM Unggul
Rumah ibadah umat Islam ini memiliki daya tarik sejarah yang begitu kental dengan unsur tradisional.
Mengutip website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Aceh, Masjid Tuha Indrapuri didirikan di atas lahan seluas 33.875 meter persegi pada 1618 di puncak kejayaan Sultan Iskandar Muda, pemimpin Kerajaan Aceh Darussalam pada era 1607-1636.
Lahan masjid semula merupakan bekas candi Hindu.
Menurut Abdul Baqir Zein dalam Masjid-masjid Bersejarah di Nusantara, di atas lahan masjid semula berdiri tiga candi peninggalan Kerajaan Lamuri pada abad ke-12.
BACA JUGA:Air Sungai Meluap Pascahujan Sekejap, Sinyal Kian Rusaknya Kualitas Hutan?
BACA JUGA:H-4 Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik 2024
Ketiga candi itu adalah Indrapatra, Indrapurwa, dan Indrapuri. Dari ketiga candi tersebut, hanya Candi Indrapuri saja yang masih tersisa berupa tembok yang mengelilingi bangunan Masjid Indrapuri.
Kerajaan Lamuri pada masa itu begitu terkenal karena kekuatan militer yang dimiliki. Hal itu terungkap dari catatan perjalanan penjelajah Tiongkok Chau Yu Kwan pada 1225 dan Chau Ju Kua pada 1278.
Mereka menyebut Lamuri sebagai Lan Wu Li dan penduduknya belum memeluk Islam. Nama Lamuri juga masuk ke dalam catatan perjalanan Marcopolo pada 1292.
Penjelajah terkenal dari Venezia itu menyebut Lamuri sebagai Lambri.
BACA JUGA: ID Food Raih Penghargaan di Ajang Digital Technology Award 2024