Masjid Agung Demak dan Islam Nusantara

Masjid Agung Demak. -pariwisata.demakkab.go.id-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Menurut Graaf dan Pigeaud, legenda atau mitos mengungkapkan betapa pentingnya Masjid Demak di alam pikiran orang Jawa Islam, setidaknya pada abad ke 17, 18, dan 19.
Pun dari Masjid Demak jugalah jejak-jejak keislaman ala Islam Nusatara bisa mudah dilacak akar sejarahnya.
Sekalipun katakanlah tak semegah kontruksi bangunan Masjid Istiqal, misalnya, bisa dikata Masjid Demak merupakan salah satu masjid kharismatik di Jawa.
Selain faktor sejarah, kharisma ini terbentuk karena saking kuatnya aspek legenda atau mitos melatarbelakangi sejarah dan keberadaan masjid.
BACA JUGA:Masjid Keramat Luar Batang Menjadi Saksi Bisu Perkembangan Islam di Batavia
BACA JUGA:Danau Kembar dari Letusan Purba di Ranah Minang
Saking kuatnya kharisma masjid ini, tak sedikit masyarakat Jawa meyakini ziarah ke Masjid Demak memiliki nilai sama dengan menjalankan haji ke Mekah.
Jelas, terasa ada aura sakralitas dan kekeramatan yang kuat pada asosiasi makna masjid ini bagi orang Jawa, khususnya bagi mereka yang memeluk Islam-Jawa.
Tentu saja anggapan adanya makna sakralitas atau kekeramatan bukanlah monopoli Masjid Demak. Banyak lokasi lain juga dianggap mengemban makna semacam itu.
Namun demikian masjid ini termasuk salah satu yang utama. Tak aneh, jikakalau ziarah ke Masjid Demak dan ziarah ke makam para wali sendiri telah memiliki signifikansi makna tersendiri dalam benak masyarakat Islam-Jawa.
BACA JUGA:Maksimalkan Dana Liburan dengan 5 Rekomendasi Destinasi Menarik dan Terjangkau
BACA JUGA:Pesona Tersembunyi di Bali Utara
Bagaimana sistem makna dari masyarakat Islam-Jawa bisa terkontruksi sebegitu rupa tentu menarik disimak. Sistem makna jelas bukanlah lahir dari ruang hampa.
Bicara sistem makna, sedikit atau banyak sebenarnya juga bicara sejarah. Namun bicara tentang sejarah dalam khasanah Jawa bukanlah hal mudah.