BACA JUGA:Kemendikbudristek dan Komisi X DPRI Bahas Ferienjob hingga Seleksi Guru ASN PPPK
BACA JUGA:Pondok Ramadhan SMAN 015 Bengkulu Utara, Pelopor Pembentukan Karakter SDM Unggul
Pada salah satu sisi luar masjid ada bangunan dua lantai yang dipakai muazin untuk menyuarakan azan dilengkapi kentungan besar pengganti beduk penanda masuk waktu salat.
Ketika berada di dalam masjid, akan tampak konstruksi atap berpola tumpang.
Atap ini disangga 36 balok kayu bersusun setebal 28 sentimeter dengan 4 tiang berukuran lebih besar sebagai soko guru.
Teknik pasak atau menyambungkan tiap balok tanpa paku disematkan pada susunan balok kayu sehingga mampu menyangga tiga susun atap. Pada sejumlah titik sambungan kayu diberi ukiran yang indah.
BACA JUGA:Air Sungai Meluap Pascahujan Sekejap, Sinyal Kian Rusaknya Kualitas Hutan?
BACA JUGA:H-4 Diprediksi Jadi Puncak Arus Mudik 2024
Mihrab atau tempat imam memberikan khotbah terbuat dari batu.
Menariknya, masjid memiliki sekat atau tembok. Artinya tidak ada jendela dan pintu sehingga siapa saja yang berada di dalam bangunan dapat menikmati semilir angin berembus dari luar.
Hanya terdapat tembok setinggi 1,5 meter mengitari bangunan masjid sebagai penghalang antara sisi luar dan dalam.
Pada beberapa sisi tembok luar terpahat kaligrafi Arab.
Masjid Tuha Indrapuri juga pernah dipakai sebagai pusat pemerintahan sementara Kerajaan Aceh Darussalam sewaktu raja terakhir mereka, Sultan Muhammad Daudsyah dilantik untuk naik takhta pada 1878. Masjid ini sejak 1986 telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya oleh pemerintah pusat.
BACA JUGA: ID Food Raih Penghargaan di Ajang Digital Technology Award 2024
Pengelolaannya diserahkan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh.