Raras melanjutkan, sedangkan GIS merupakan Sistem Informasi Geografis yang digunakan untuk pemetaan wilayah.
BACA JUGA:Global Bond BNI Oversubscribe 6,4 Kali, Bukti Kepercayaan Investor Tinggi
BACA JUGA:InJourney Airports Targetkan Jadi Operator Bandara Kedua Terbesar Dunia
Penerapan GIS di ID FOOD didukung dengan menggunakan drone RTK, drone aplikasi kebun, web-based service analysis, dan unit pelayanan jasa drone kepada Mitra/Tebu Rakyat.
“Seperti kita ketahui, sektor industri tebu terbagi kedalam on farm dan off farm. Di on farm ID FOOD mengelola sebanyak 55 ribu Ha lahan tebu baik HGU maupun kemitraan, jumlah ini merupakan 10% dari keseluruhan lahan tebu nasional. Untuk itu, pemetaan wilayah kebun yang presisi dan realtime akan sangat membantu kebijakan pengelolaan lahan dan produksi secara cepat dan akurat,” terangnya.
Selain Safari dan GIS, Sistem Integrated Smart Farming ID FOOD yang ketiga yaitu penerapan Precission Farming.
“Penggunaan precission farming berupa drone spraying untuk pemupukan lahan. Selain itu, di lahan Hak Guna Usaha (HGU) ID FOOD juga mengembangkan optimasi pengairan untuk tanaman dengan memanfaatkan teknologi boom sprayer dan manajemen sumber air,” ungkapnya.
BACA JUGA:Pengaruh Pasar Internasional, Ini Harga Minyak Mentah Indonesia per Maret 2024
BACA JUGA:Proyek Gasifikasi Kembali Bergerak
Raras mengatakan, ketiga sistem yang menjadi bagian dari Sistem Integrated Smart Farming ID FOOD tersebut saat ini masih terus diperkuat dan dikembangkan melalui inovasi baik secara internal maupun kolaborasi eksternal.
“Kita terus kembangan, bersamaan dengan aplikasi pendukung bisnis lainnya yang saat ini sudah berjalan di perusahaan,” ucapnya.
Adapun saat ini ID FOOD telah banyak melakukan pengembangan digital platform di berbagai lini, diantaranya Sistem Monitoring Sugar Mills Performance, Sistem E-Procurement “PEDRO”, Implementasi ERP, Sistem Dashboard Warehouse Monitoring and Analysis, Sistem Monitoring Tracking Logistic, Sistem Digital Touch Point, Sistem E-Auction “DILAN”, Sistem Human Capital Management “MESSI”, Sistem E-Office “NADIRA”, Sistem E-Legal “DREAM”, Sistem Manajemen Risiko “MARIO”, Sistem PPID – Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi, Supply Chain Control Tower Berbasis ERP, Sistem Konsolidasi Keuangan “FICILIA”, Sistem Dashboard Pangan Nasional, Sistem Monitoring Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) – Stunting, Sistem Monitoring CPP – Stocking, dan Sistem Project Monitoring.
BACA JUGA: Jelang Lebaran, Mendagri Minta Bupati Jaga Stabilitas Ekonomi
BACA JUGA:Mengenal Program Eco-Industrial Park
Lebih lanjut, Raras berharap apresiasi yang diperoleh ID FOOD dalam Digital Technology & Innovation Awards 2024 tersebut dapat meningkatkan semangat inovasi sehingga berdampak pada perbaikan bisnis Perusahaan. “Pengembangan kebijakan dan implementasi ICT sangat penting, terutama dalam menghadapi perubahan perkembangan dunia bisnis,” sebutnya.
Adapun pada ajang Digital Technology & Innovation Awards 2024 sebanyak 21 Perusahaan yang terdiri dari 15 BUMN, 2 BUMD, 3 Swasta dan 1 Lembaga di Kementerian Keuangan mendapatkan penghargaan untuk sejumlah kategori.