Peristiwa serupa terakhir kali terjadi pada 1994, dalam final sesama pemain Indonesia atau all Indonesian final, Haryanto Arbi berhasil menghentikan perlawanan Ardy Bernardus Wiranata.
BACA JUGA:Selama Rekapitulasi Suara Pemilu 2024, Kondisi Nasional Aman Terkendali
BACA JUGA:Menjadi Negara Dengan Umur Harapan Hidup Mencapai 100 Tahun. Ini 5 Rahasia Masyarakat di Kosta Rika
Sedangkan pada edisi 2024 ini, Jonatan keluar sebagai juara setelah menghentikan perlawanan sengit Anthony dalam duel yang berlangsung dua gim, 21-15 dan 21-14 dalam waktu 55 menit.
Bagi Jonatan, kemenangan di All England menjadi titel pertamanya di turnamen kelompok Super 1000.
“Kami berhasil mengulang sejarah 30 tahun lalu dan ini merupakan gelar juara Super 1000 pertama saya,” ucap Jonatan usai laga seperti dikutip dari website resmi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Jonatan, atlet kelahiran Jakarta pada 15 September 1997 itu, mencatatkan namanya sebagai pebulu tangkis Indonesia keenam yang mampu merebut juara tunggal putra.
BACA JUGA: Menghadirkan Layanan Transportasi Publik dengan Tarif Terjangkau
BACA JUGA: Mengatasi Kenaikan Harga Pangan
Sebelumnya sudah ada nama-nama seperti Tan Joe Hok (juara All England 1959), Rudy Hartono, Liem Swie King (1978, 1979, 1981), Ardi BW (1991), dan Haryanto Arbi (1993, 1994).
Bahkan Rudy Hartono sampai saat ini tercatat sebagai pemegang rekor pebulu tangkis putra paling banyak mengoleksi titel juara.
Yakni delapan kali dengan tujuh kali di antaranya diraih secara beruntun sejak 1968 hingga 1974 dan gelar lainnya ia rebut pada 1976.
Prestasinya itu masih sulit ditandingi oleh pebulu tangkis mana pun. Legenda asal Tiongkok, Lin Dan, meski mampu mengoleksi enam kali juara, hanya saja dicapai tidak di tahun yang berurutan.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Siap Beli X-Ray Untuk Pemeriksaan Keberangkatan CJH
BACA JUGA:Bimtek Public Speaking, Dewi Coryati: Pelaku Ekraf Harus Bisa Pasarkan Produk
Pada All England seri ke-114 kali tersebut, Indonesia tak hanya mengoleksi gelar dari tunggal putra saja.