Tanah tumpuan badan irigasi di sana amblas, lantaran kontur tanah yang labil. Akibatnya, distribusi air irigasi terputus.
BACA JUGA:Ini Catatan BMKG soal Gempa 5,6 SR di Bengkulu Utara
BACA JUGA:Sikapi Status Jalan Harus Serius. Ini Dampaknya...
Lantaran bukaan tanah yang amblas menyebabkan patahan jaringan irigasi sepanjang lebih kurang 4 meter.
Lubang menganga, menyebabkan distribusi air terputus dan terbuang percuma. Pantauan media ini, kawasan sawah produktif di wilayah ini masih dalam kumulasi angka puluhan hektar.
Sempat dicek pemerintah daerah saat itu, alih-alih mempersiapkan penanganan darurat.
Dijelaskan Kades Tebing Kaning, Slamet Riyadi, pengeringan nyaris setahun lalu pada jaringan utama, berimbas langsung ke kawasan pertanian di desa ini.
BACA JUGA:Siap-siap, Razia 14 Dimulai Hari Ini
BACA JUGA:KABAR DUKA...Lansia Tersambar Petir Saat Menanam Sawit, Begini Kondisinya...
Puluhan hektar sawah produktif di kawasan ini pun terancam menambah spot, tanam tidak serentak di daerah tahun ini.
Cermatan RU, wilayah Tebing Kaning sendiri memiliki potensi tidak kurang dari 100-an hektar sawah. Tapi lama kelamaan, bersalin fungsi menjadi areal perkebunan, khususnya karet yang mendominasi.
Tak disangkal Slamet soal ini. Pangkal persoalannya, kata dia, dilema tahunan yang dialami petani di desanya adalah pasokan air irigasi yang tak mumpuni.
Dengan keberadaan puluhan hektar sawah yang kini relatif produktif. Slamet berharap, agar perbaikan irigasi untuk menyuplai air, menjadi perhatian pemerintah.
BACA JUGA:Pesan Kepada Guru dari Jokowi pada Kongres XXIIII PGRI
BACA JUGA: Gerak Ramu Poros Pilkada, Ini Tahapanya...
"Akibatkan kekeringan sejak lama, banyak sawah sulit diolah, karena gak kebagian air. Kondisi inilah yang menyebabkan alih fungsi sawah," bebernya.