Jokowi di hadapan para guru peserta kongres dengan lugas menaruh harapannya, agar guru menjadi garda terdepan dalam menciptakan iklim aman dan ramah anak di lingkungan sekolah.
Presiden juga meminta, guru meningkatkan upaya-upaya pencegahan.
Lugas kata Jokowi itu, agaknya sejalan dengan pangkal soal persoalan sosial itu.
BACA JUGA: Pemkab Mukomuko Terima Sertifikat Eliminasi Filariasis dan Frambusia
BACA JUGA: Percepat Lelang Proyek Jalan Skema DAK dan DBH di Mukomuko
Dimana, penanganannya cenderung masih bersifat fokus pada hilir persoalan, seperti penindakan aparat sampai dengan lembaga peradilan yang menjatuhkan pagu gada vonis berat.
Hanya saja, di sektor hulu alias penyebab sesungguhnya persoalan itu dapat terjadi, relatif belum mendapatkan porsi yang lebih serius. Bahkan terkesan formalitas.
"...Saya kira yang baik adalah menyelesaikan dan memperbaiki," sambungnya, saat meminta sekolah agar tidak sebatas getol menutupi kasus perundungan demi nama baik.
Pada penghujung pidatonya, Jokowi mengingatkan bahwa pendidikan, pembangunan kemampuan serta karakter Sumber Daya Manusia atau SDM satu hal yang prinsip.
BACA JUGA:5.043 Warga Mukomuko Bakal Didaftarkan Asuransi JKK dan JKm
BACA JUGA: Percepatan Pengelolaan PS di Bengkulu Butuh Kolaborasi Multi Stakeholder
Penekanan itu diutarakan Jokowi dalam menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang.
Indonesia Emas ini dapat dimaknai, kian bercokolnya figur-figur muda yang sudah beranjak dewasa dan akan menjaga garda terdepan menjadi estafet pembangunan bangsa.
Menuju momentum itu, Presiden bermaksud diperlukan persiapan yang matang dengan mencetak SDM-SDM unggul serta berkarakter.
Inilah bonus demografi yang dimaksud Presiden.
"Kolaborasi pemerintah dan PGRI sangatlah strategis, untuk Indonesia yang kuat dan berkarakter kebangsaan yang kuat," serunya memungkas.