"Fasilitas itu dapat diakses via Romantik.web.bps.go.id," ujarnya.
Lebih jauh, metodologi menghitung kemiskinan turut menjadi muatan yang dipaparkan BPS Bengkulu Utara dalam FGD.
Ulasan di segmen ini turut mengungkap metodologo kemiskinan Bank Dunia yang menggunakan beberapa konsep sebagaimana dipaparkan dalam materi kepada peserta.
Persoalan-persoalan sosial, seperti angka garis kemiskinan, indikator kemiskinan termasuk tingkat ketimpangannya, kata Iin juga menjadi bagian penting yang disampaikan.
BACA JUGA:Soal Program Pemutihan Pajak, Begini Penjelasan Samsat Mukomuko
BACA JUGA:Data Masih Dinamis, Caleg Ini Masih Berpeluang ke Senayan
Dikataknnya, garis kemiskinan Bengkulu Utara terus mengalami peningkatan setiap tahunnya mulai dari tahun 2019.
"Garis kemiskinan Bengkulu Utara lebih rendah dari angka Provinsi Bengkulu," ungkapnya.
Dalam wawancara sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat angka kemiskinan Kabupaten Bengkulu Utara periode Maret 2023 adalah sebesar 11,29 %.
Persentase tersebut, dapat diartikan sebanyak 35,26 ribu jiwa penduduk di daerah ini hidup dengan pengeluaran kurang dari garis kemiskinan sebesar Rp 459.171 per kapita per bulan.
BACA JUGA:Meriahkan HUT Ke-78, Korem 041/Gamas Gelar Pertandingan Olahraga
BACA JUGA:Optimis Raih 1 Kursi DPR RI, NasDem Tunggu Perhitungan Resmi KPU
Kepala BPS BU, Iin Inayati, menjelaskan, statistik kemiskinan ini adalah angka utama yang dihasilkan BPS melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).
Sehubungan dengan itu, untuk memotret kemiskinan pada tahun 2024, BPS Kabupaten Bengkulu Utara akan melaksanakan Susenas Maret 2024.
"Persiapannya, rentang 22-31 Januari 2024, BPS akan melaksanakan Pelatihan Petugas Susenas Maret 2024," kata Inayati.
Pelatihan ini diikuti oleh petugas pencacah dan pengawas lapangan yang akan bertugas.