RADAR UTARA - Mikro ekpresi, cenderung menjadi persoalan sosial yang relatif masih belum dipandang sebagai persoalan serius. Padahal, mimik wajah sepersekian detik itu, justru sangat mempengaruhi performa secara pribadi.
Lebih buruk lagi, performa pada lingkungan sosial yang ada di sekitarnya. Bisa itu organisasi, baik formal atau non formal. Atau bahkan sebuah perusahaan. Tidak cakap dalam persoalan mikro ekspresi ini, bisa saja menyebabkan sebuah usaha menjadi bangkrut.
Kalau menilik bisnis-bisnis profesional, persoalan ekspresi ini menjadi hal yang menjadi cermatan. Konon, gegara meremehkan ekspresi wajah, tak jarang karyawan menjadi korban pecat perusahaan. Apalagi, segmen yang digeluti adalah sektor jasa. Maka ekspresi, menjadi bagian dari pelayanan.
Maka, seorang yang beriman. Kita juga dituntut untuk menghormati siapa pun. Apalagi sebagai seorang profesional, maka ekpresi wajah kali pertama, dapat mempengaruhi keberlangsungan usaha dan bisnis. Karena akibat mengabaikan ekspresi, tak jarang memunculkan stigma negatif, seperti sinis, angkuh, bahkan tidak menghargai orang lain. Meremehkan. Dan itu adalah kesalahan besar.
Seorang pakar micro expression dunia, Dr Ekman's, menggeluti bidang ini sejak tahun 50-an. Maka kemudian, dirinya menarik kesimpulan, mikro ekpresi adalah kebocoran emosional yang tidak disengaja ini, mengungkapkan emosi sejati atau sebenearnya dari seseorang.
Sang pakar menjabar, setidaknya ada tujuh eksepresi dasar manusia. Mulai dari jijik, merendahkan orang lain, takut, senang, sedih, marah dan takut.
So, perhatikan lagi ekpresimu saat berjumpa orang lain. Jangan sampai bisnismu bangkrut, kemudian menyalahkan orang lain. Padahal, kesalahan awal, itu muncul dari ekpresi kali pertamamu ketika berjumpa dengan orang lain.
Keep Smile and humble. Itu jauh lebih baik. (bep)