RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Skema pendistribusian dan sistem yang digunakan oleh KPU dalam menyukseskan pendistribusian logistik pada Pemilu 2024, akan sedikit berbeda dibanding Pemilu di tahun sebelumnya.
Konkretnya, pada pelaksanaan pendistribusian Logistik Pemilu di Tahun 2024, KPU akan menempeli seluruh kotak suara yang didistribusikan menggunakan barcode yang terintegrasi dengan aplikasi sistem informasi logistik (Silog).
"Jadi, kotak suara nanti harus sampai dulu di Sekretariat PPK. Setelah sampai di titik koordinat PPK, selanjutnya akan dikirim lagi ke titik koordinat PPS di masing-masing desa. Beda dengan dulu, kalau dulu turun dari truk langsung ke desa-desa, sekarang ngak boleh lagi. Titik koordinat turun awal logistik nanti harus di PPK. Karena nanti akan ada sistem aplikasi bernama Silog yang akan memantau pergerakan logistik Pemilu," ungkap Ketua PPK Kecamatan Marga Sakti Sebelat, Bengkulu Utara, Waskito.
Di sisi lain, Waskito mengakui, pendistribusian logistik di beberapa TPS wilayah kerjanya ada yang membutuhkan perlakuan khusus.
BACA JUGA: Dapur Masuk Sekolah Kodam II Sriwijaya ke SD Integral Kota Bani. Ini Harapan Danramil...
BACA JUGA: Sempat Memanas, Waka II DPRD Mukomuko Turun Tangan, Kabri Akui Kesalahan
TPS yang dimaksud, kata Waskito, adalah TPS berstatus sulit yang terletak di wilayah perusahaan Sapta Buana, Desa Suka Baru dan dusun Air Kuro, Desa Suka Maju.
"Untuk mendukung kelancaran proses pendistribusian logistik Pemilu ke TPS sulit, itu kita siapkan kendaraan double gardan dan perlengkapan lain seperti terpal dan fasilitas lainnya. Ini, kita lakukan untuk mengantisipasi ketika cuaca hujan. Karena akses jalan menuju TPS sulit disana masih berupa tanah dan sulit untuk dilalui oleh kendaraan pada umumnya," demikian Waskito.
Sebagaimana pantauan radarutara.bacakoran.co, beberapa hari lalu. Simulasi yang dipusatkan di Gedung Serba Guna Sahri Romli, dilakukan dengan melibatkan stakeholder terkait, termasuk mereka yang melakukan pemilihan.
Pihak yang dilibatkan mulai dari unsur penyelenggara, pengawasan, aparat keamanan, linmas sampai dengan pemilih, menjadi pesertanya.
BACA JUGA: INGAT! Dilarang Membawa Ponsel ke Bilik Suara Saat Pencoblosan
BACA JUGA:Perusahaan Diminta Berikan Waktu Agar Karyawan Menggunakan Hak Suara
Ketua KPU BU, Santoso, menerangkan, tujuan dari simulasi ini selain dalam rangka pemantapan pelaksanaan Pemilu yang semakin dekat yakni 15 hari kotor.
Sekaligus menjadi bagian mitigasi pihaknya dalam penyelenggaraan kontestasi yang bakal digelar, Rabu, 14 Februari 2024, pada 896 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Karenanya, simulasi dilakukan benar-benar seperti kondisi ril. Mulai dari pihak-pihak terkait. Posisi para pihak terkait sampai dengan sarana dan prasarana, dibuat persis seperti pada saat pencoblosan nantinya," tutur Santoso dibincangi, Senin petang.