Sebaran sawit dengan luas itu, kata Harzon, memungkinkan untuk memasok bahan baku sebanyak 25 ton perminggunya.
BACA JUGA: Pembangunan Puskesmas Prototype Ulok Kupai Gagal?
BACA JUGA: Sesuai Regulasi, Rehab Jembatan Gantung Muara Santan dari Bankeu Daerah
"Uji sampling ke beberapa perusahaan eksportir di Jakarta, sudah dilakukan. Spesifikasi lidi yang dikirimkan sebagai sampel, memenuhi syarat," bebernya.
Proses perizinan lainnya, kata Harzon, memang masih harus dipenuhi. Namun dengan dukungan secara birokrasi dan politis oleh Gubernur, dirinya meyakini niatan membangun ekosistem UMKM yang lebih memberdayakan masyarakat, bisa terwujud.
"Kita awali dari lidi. Nanti terus kita kembangkan dengan potensi-potensi lain yang masih sangat banyak. Tapi kita butuh permulaan tentunya," jelas dia.
Disinggung soal negera jujugan ekspor? sejauh ini Harzon bilang, berdasarkan uji sampling yang sudah dilakukan pihaknya ke sebuah perusahaan eksportir di Jakarta.
BACA JUGA:Jangan Sampai Terlewatkan! Ini 10 Film Terbaru yang Akan Tayang di Bioskop Februari-April 2024
BACA JUGA:Tanda Tanya Peran Pengawas PNPM
Setidaknya sudah ada 2 negara yang menjadi bidikan. Pertama Tiongkok. Ada juga India.
"Lidi yang kita kirimkan juga memenuhi spesifikasi yang diperlukan di sana," pungkasnya.
Membahas soal ekspor, dalam warta RU lainnya pernah diulas soal peluang bisnis ekspor kelapa parut, baru saja dikabarkan pemerintah.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional atau DJPN Kementerian Perdagangan, menyampaikan jujugan produk turunan kepala itu, setidaknya diminati oleh tujuh negara.
"kali ini akan membahas tentang peluang ekspor salah satu produk turunan kelapa yakni kelapa parut kering atau desiccated coconut! Ternyata produk kelapa parut kering ini untuk pasar dunia banyak peminatnya lho!" DJPN mengabarkan.
BACA JUGA: Antisipasi Longsor, Suhardi: Jalan Curup-Lebong Butuh Penanganan Permanen
BACA JUGA: Profit 2023 Turun Drastis, Komisi II DPRD Sarankan Ini Pada BB