RADAR UTARA - Nasehat Jawa yang terucap dari salah satu tokoh dunia pewayangan; Semar Bodronoyo. Memberikan wejangan yang sangat berarti pada "lakune panguripan" (menjalani kehidupan,red) dalam bermasyarakat yang multikultural layaknya Indonesia.
Petuah itu adalah "Ojo gampang gumunan, ojo getunan, ojo gampang kagetan lan ojo aleman" yang jika diartikan dalam Bahasa Indonesia. Bermakna jangan mudah mengagumi, jangan mudah menyesali, jangan mudah terkejut dan jangan manja untuk semua urusan duniawi atau permasalahan yang terjadi.
Ojo Gumunan yang bisa diartikan bahwa dalam kehidupan yang saat ini kita jalani dengan berbagai suku, adat dan budaya. Hendaknya kita jangan banyak heran dengan berbagai peristiwa hidup yang sarat dengan teknologi ataupun fenomena alam. Namun lebih dari itu yakni bisa mengadopsi teknologi dalam tradisi dan kultur yang ada di sekeliling kita. Yang pada akhirnya, petuah ini mengajarkan kita untuk bijak, berfikir positif dan jauh dari prasangka sehingga dapat memberikan porsi yang tidak berlebihan pada kebutuhan dunia.
Selain itu, dari ajaran dan nasehat semar ini, kita juga diajarkan jangan mudah menyesali (ojo getunan) dengan apa yang sudah terjadi atau atas kejadian yang kita rasakan. Karena seiring dengan ajaran agama yang ada di lingkungan kita, di balik kejadian pasti ada hikmah. Nah, itu yang harus bisa kita baca, untuk penguatan lahir dan batin kita.
Dalam nasehat semar tersebut juga dijelaskan tentang ojo kagetan atau jangan mudah terkejut. Ini artinya, mendewasakan kita untuk berfikir bahwa semua kejadian yang ada di dunia ini, sejatinya sudah digariskan oleh Pengeran (Tuhan Yang Maha Esa).
Jadi jangan kagetan, sebenarnya secara tidak langsung, mengajarkan kita untuk selalu rendah hati dalam menjaga sikap agar jauh dari rasa putus asa. Baik ketika kita sedang sukses ataupun kita lagi terpuruk.
Dan petuah selanjutnya, ojo aleman atau jangan manja. Ini secara tidak langsung mengingatkan dan memberikan pengajaran pada kita agar jangan gila pujian atau sanjungan. Kita harus tetap bisa menjaga sikap dan sifat, agar bisa tahu bahwa hidup kita ini mesti diperjuangkan dengan bijak dan adil. Dalam artian, jangan membesar-besarkan sesuatu yang kecil dan jangan meremehkan atau menyepelekan sesuatu yang sebenarnya besar.
Demikian pemahaman dan pemaknaan yang bisa kami sampaikan. Mohon maaf jika ada kurang tepat dalam penafsiran dari filosofi ini.
Radar Utara mengajak lintas etnik di masyarakat, untuk turut membangun semangat literasi kebudayaan. Bagi anda yang memiliki karya, atau pun tulisan seputar seni, sastra, budaya. Redaksi memberikan ruang dalam penyebarluasannya, demi terjaganya filosofi -filosofi penting yang lahir di masa lampau namun tak sedikit, masih relevan untuk diterap hingga saat ini. (**)