Ini Progres Program Strategis Nasional di Sektor Perikanan Budi Daya

Selasa 28 Oct 2025 - 21:30 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tancap gas memperkuat sektor perikanan budi daya nasional di masa satu tahun pemerintahan Kabinet Merah Putih.

Dua program perikanan budi daya yang masuk program strategis nasional yakni pengembangan modeling budi daya ikan nila salin (BINS) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat seluas 230 hektare, serta pembangunan tambak udang terintegrasi atau Integrated Shrimp Farming (ISF) seluas 2 ribu hektare di Desa Palakahembi dan Kelurahan Watumbaka, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu menyampaikan pembangunan BINS Karawang saat ini terus menunjukkan progres yang signifikan. Telah dilakukan koordinasi intensif dengan pemerintah daerah, BPKP, serta Kejaksaan Agung (Jamdatun dan Jamintel) untuk memastikan pendampingan dan pengamanan program berjalan optimal.

Kawasan Tambak BINS Karawang dibangun dengan dukungan infrastruktur lengkap seperti intake air laut dan tawar, kolam tandon, IPAL dan kolam pembesaran, serta fasilitas penunjang lainnya.

“Pembangunan fisik saat ini masih berlangsung, antara lain pencetakan kolam, pemasangan geomembran, konstruksi intake air laut dan tawar, serta pemasangan tiang listrik pada petakan kolam,” jelas Tebe dalam siaran persnya di Jakarta.

BACA JUGA: Program Daerah Harus Sejalan dengan Program Nasional

BACA JUGA:PT Perikanan Indonesia Suplai BBM Subsidi untuk Dukung Produktivitas Nelayan

Pembangunan BINS Karawang ditargetkan menghasilkan produktivitas sebesar 84 ton per hektare per tahun, dengan volume produksi mencapai 11.150 ton per tahun serta membuka 500 lapangan kerja baru bagi tenaga kerja.

Tebe menambahkan, dari modeling BINS Karawang seluas 84 hektare sebelumnya terbukti memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan produksi ikan nila nasional. Berdasarkan Satu Data KKP, produksi ikan nila nasional menunjukkan tren peningkatan dalam tiga tahun terakhir.

“Produksi ikan nila nasional naik dari 1,35 juta ton pada tahun 2022 menjadi 1,5 juta ton pada tahun 2024 (angka sangat sementera). Capaian ini membuktikan bahwa modeling BINS Kawarang berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi ikan nila nasional sekaligus memperluas pemberdayaan tenaga kerja lokal,” ujar Tebe.

 

ISF di Sumba Timur

Selain di Karawang, kementerian yang kini merayakan HUT ke-26 tahun itu juga mengembangkan kawasan tambak ISF di Sumba Timur, sebagai bentuk pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa. Proyek ini tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia Timur, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen utama udang dunia.

BACA JUGA: Program Daerah Harus Sejalan dengan Program Nasional

BACA JUGA:PT Perikanan Indonesia Suplai BBM Subsidi untuk Dukung Produktivitas Nelayan

“Nilai pasar udang dunia pada 2024 mencapai USD64,9 miliar dan diproyeksikan meningkat menjadi USD140,4 miliar pada 2034. Udang merupakan komoditas ekspor unggulan Indonesia dengan pasar utama Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Tiongkok,” terang Tebe.

Kategori :