Biasanya, jenglot perlu dirawat dengan memberikan sesajen atau perlakuan khusus agar tetap "aktif" dan bisa memberikan manfaat sesuai dengan kehendak pemiliknya.
Namun, ritual tersebut sering kali melibatkan unsur-unsur gelap atau berkaitan dengan ilmu hitam.
Sebagian orang meyakini bahwa bila jenglot tidak dirawat dengan benar, ia bisa menjadi sangat agresif dan membawa malapetaka bagi pemiliknya.
BACA JUGA:Mitos Bambu Kuning yang Dipercaya Bisa Menangkal Ilmu Hitam Hingga Pembawa Keberuntungan
BACA JUGA:6 Mitos Malam Jumat Kliwon yang Masih Dipercaya oleh Masyarakat Jawa
Hal ini membuat jenglot menjadi topik yang penuh dengan kontroversi dan ketakutan.
Meskipun mitos dan cerita tentang jenglot sudah ada sejak lama, kita tak bisa dengan mudah membuktikan kebenaran atau keberadaannya.
Seperti banyak kisah gaib lainnya, jenglot lebih sering menjadi bagian dari cerita-cerita yang berkembang di masyarakat, memunculkan rasa takut dan rasa ingin tahu.
Namun yang pasti adalah bahwa cerita tentang jenglot akan terus hidup dalam mitos dan kepercayaan masyarakat.
BACA JUGA:Mitos Burung Gagak di Atas Rumah: Benarkah Jadi Tanda Akan Ada Kabar Buruk?
Meskipun zaman terus berubah, cerita-cerita mistis seperti ini tetap menjadi bagian dari warisan budaya yang kaya dan misterius, mengingatkan kita bahwa ada banyak hal di dunia ini yang mungkin belum kita pahami sepenuhnya.
Jenglot dan mitos kekuatan hitam yang menyertainya tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dunia mistis Indonesia.
Cerita tentang makhluk kecil ini mengajarkan kita tentang rasa takut, kekuatan tak terlihat, dan kesadaran akan hal-hal gaib yang tak terjangkau oleh indera manusia.
Entah itu sebagai sebuah kenyataan atau sekadar legenda, kisah jenglot akan terus hidup dan mengundang rasa penasaran di kalangan banyak orang. (*)