RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Belakangan ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan munculnya kasus pertama virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang terdeteksi di beberapa daerah.
Virus yang awalnya lebih banyak ditemukan di negara-negara Eropa dan Amerika ini kini mulai menyebar di Indonesia dan menambah daftar ancaman penyakit yang harus diwaspadai.
Meskipun belum sebesar ancaman COVID-19, namun HMPV dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan mereka yang memiliki masalah kesehatan tertentu.
Apa Itu Virus HMPV?
Human Metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang menyerang saluran pernapasan manusia.
BACA JUGA:Ternyata Ini 4 Fakta dari Virus HMPV yang Wajib Anda Ketahui, Tetap Waspada!!
BACA JUGA:Kenali Bahaya Virus Zika Bagi Ibu Hamil
Virus ini ditemukan pertama kali pada tahun 2001 dan termasuk dalam keluarga paramyxoviridae, yang juga meliputi virus-virus penyebab pneumonia dan bronkitis, seperti virus respiratori sincitial (RSV).
Gejala yang ditimbulkan oleh HMPV sangat mirip dengan flu biasa, namun pada beberapa kasus dapat berkembang menjadi penyakit pernapasan yang lebih serius, seperti bronkitis dan pneumonia.
Penyebaran HMPV umumnya melalui udara, seperti batuk dan bersin, serta dapat menular melalui kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi.
Gejala yang biasa muncul adalah batuk, pilek, demam, sesak napas, dan pada kasus yang lebih parah, gangguan pernapasan yang memerlukan perawatan di rumah sakit.
BACA JUGA:Ternyata Ini 4 Fakta dari Virus HMPV yang Wajib Anda Ketahui, Tetap Waspada!!
BACA JUGA:Kenali Bahaya Virus Zika Bagi Ibu Hamil
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, virus HMPV pertama kali terdeteksi pada anak yang menunjukkan gejala mirip flu berat di sejumlah rumah sakit di Jakarta dan Surabaya.
Tim medis menyarankan agar masyarakat lebih berhati-hati dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala-gejala yang serupa.
HMPV diketahui dapat menyerang siapa saja, tetapi anak-anak dan orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh lemah lebih rentan mengalami komplikasi serius.