Bayi Meninggal Dunia, Ketidakmampuan Rumah Sakit Jadi Sorotan

Jumat 10 Jan 2025 - 21:16 WIB
Reporter : Doni Aftarizal
Editor : Ependi

BENGKULU RU – Dunia kesehatan di Provinsi Bengkulu kembali menuai sorotan, setelah seorang bayi prematur berusia 10 hari, Puakhi Kham Salim harus meregang nyawa yang disinyalir akibat lambannya penanganan dari dua Rumah Sakit (RS).

Sehingga kejadian atau tragedi ini tentu menyisakan duka mendalam bagi keluarga, dan juga masyarakat yang mengikuti perkembangan dari kabar tersebut.

Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring, SH menyoroti kinerja kedua rumah sakit, baik Tiara Sella maupun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Yunus Bengkulu.

"RS Tiara Sella telah menerima pasien bayi prematur tanpa memiliki fasilitas yang memadai, sebuah tindakan yang diduga tidak bertanggung jawab," sesal Usin, Jum'at 10 Januari 2024.

BACA JUGA:Rumah Sakit Pratama Ipuh Tipe D Harus Jadi Percontohan

BACA JUGA:Tahun Depan, Rumah Sakit Daerah Kedua di Bengkulu Utara Buka Layanan ICU & NICU

Menurut Usin, RS tidak boleh menolak pasien, itu memang benar. Tetapi jika fasilitas yang dibutuhkan tidak tersedia, mereka harusnya langsung merujuk ke RS lain yang lebih lengkap. 

"Jangan sampai karena lambannya penanganan, nyawa yang seharusnya bisa diselamatkan justru melayang. Apalagi bayi Puakhi yang terlahir prematur, membutuhkan inkubator khusus untuk membantu pencernaannya," kata Usin.

Namun, lanjut Usin, RS Tiara Sella yang tidak memiliki perlatan lengkap, berusaha merujuk pasien ke RSUD M. Yunus dan merupakan satu-satunya RS yang memiliki fasilitas inkubator di Bengkulu. 

"Sayangnya, inkubator di RSUD M. Yunus saat itu sedang penuh, membuat bayi tidak dapat dipindahkan. Bayangkan, orang tua bayi ini hanya bisa berharap, sementara waktu terus berjalan. Pada akhirnya, sang bayi harus menyerah dalam perjuangannya yang begitu singkat,” ujar Usin.

BACA JUGA:Melintasi Hutan Kawasan, Warga Tanjung Kemenyan Berjuang ke Rumah Sakit

BACA JUGA:Tiga Rumah Sakit Direkomendasikan Cek Kesehatan Calon Bupati dan Wabup

Sebagai tindak lanjut, sambung Usin, pihaknya bakal memanggil seluruh RS dan klinik, termasuk Tiara Sella dan RSUD M. Yunus untuk membahas peningkatan pelayanan kesehatan.

“Kita tidak ingin ada kasus serupa di masa depan. Jika ada rumah sakit yang menerima pasien tanpa fasilitas memadai dan tidak segera merujuknya, kami tidak segan-segan meminta pemerintah mencabut izin operasinya,” ungkap Usin.

Sementara itu, Direktur RS Tiara Sella, dr. Syella Anis, MARS menjelaskan, pihaknya telah berupaya maksimal dalam merawat bayi tersebut. Namun keterbatasan fasilitas menjadi kendala besar, walaupun pihaknya sudah merawat pasien dengan sebaik mungkin selama 10 hari. 

Kategori :